Seremonial pelepasan relawan RSTKA di depan halaman FK Unair, Rabu (14/4/2021). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Universitas Airlangga (Unair), Ikatan Alumni (IKA) Unair, RSUD dr Soetomo, RS Unair melalui Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) terus berupaya untuk membantu ke daerah bencana di seluruh Indonesia.

Bantuan kali ini difokuskan ke daerah bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal sudah berlayar menuju Labuan Bajo dengan mengangkut tenaga medis, relawan dan bantuan logistik.

Namun, untuk daerah bencana kali ini, RSTKA yang dioperasionalkan oleh Fakultas Kedokteran (FK) Unair itu, tidak hanya fokus pada bidang kesehatan namun ke bidang lain. Karena, membantu penanganan daerah bencana itu harus komprehensif, tidak terkotak-kotak.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) mengatakan untuk bantuan penanganan bencana, RSTKA tidak hanya melibatkan tenaga medis. Tapi sudah melibatkan bidang keilmuan lain yang ada di Unair.

Di NTT ini Unair mengirimkan banyak relawan dari berbagai bidang ilmu. Sehingga di daerah bencana itu tidak hanya melakukan penanganan medis dan pengobatan korban tapi bisa melakukan hal lain setelah bencana.

“Misalnya bidang ekonomi bisnis, bisa melakukan langkah mengembalikan kondisi perekonomian pasca bencana dan sebagainya. Bisa melakukan trauma healing, membuat sanitasi, saluran air bersih dan sebagainya. Semua itu membutuhkan masing-masing  bidang,” jelas Prof Bus panggilan akrab Prof Budi Warsono.

Prof Bus mengatakan hal itu usai melepas para relawan Unair yang hendak berangkat menuju NTT di halaman FK Unair, Rabu (14/4/2021).

Dengan penanganan yang komprehensif itu, kehadiran RSTKA akan lebih bermanfaat bagi masyarakat di daerah bencana. “Yang butuh ditangani secara medis kita sediakan, tapi mereka yang butuh hal lain, kita harus juga bantu,” tukasnya.

Karena itu Prof Bus menyarankan RSTKA harus membuka diri untuk tenaga-tenaga relawan dari mana saja. Tidak harus memikirkan lagi apakah lulusan Unair atau bukan. Karena di daerah bencana sangat dibutuhkan banyak tenaga dari berbagai bidang.

“Kalau perlu recruitment dibuka untuk relawan asing. Sehingga nantinya bisa lebih terbuka lebar bantuan untuk operasional RSTKA ini. Kita harus terbuka, bahwa RSTKA bukan hanya milik Unair,” tuturnya.

Kapten RSTKA, dr Agus Hariyanto mengungkapkan RSTKA saat ini sudah berjalan menuju Labuan Bajo dengan membawa relawan dan logistik. Untuk bisa memperlancar bantuan pada warga, diberangkatkan lagi 11 relawan dari berbagai bidang. “Tujuannya memang untuk memberikan bantuan yang menyeluruh tidak hanya bantuan medis,” tukasnya.

Salah satu relawan dari Fakultas Keperawatan Unair, Tirta M Rizki mengaku sudah beberapa kali menjadi relawan bencana bersama RSTKA.

Dari beberapa kali pengalaman, diakui Tirta, dia banyak membantu untuk memberikan pendampingan psikososial bagi para korban bencana. “Misalnya pembuatan sekolah darurat, pembuatan saluran air bersih dan sebagainya. Dan itu membantu sekali bagi para korban,” tukasnya.

Wakil Rektor Unair bidang Riset, Inovasi dan Community Development Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengaku senang, RSTKA bisa lebih mengembangkan diri. Dengan adanya inisiasi dari FK, kini RSTKA tidak hanya bisa memberikan bantuan medis tapi hal lain yang juga sangat dibutuhkan.

“Unair sangat mendukung. Dan perlu diingat kehadiran RSTKA ini  merupakan kolaborasi bersama, Unair FK Unair, IKA Unair, RSU dr Soetomo dan RS Unair,” tandasnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry