SURABAYA | duta.co – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terus mengajak warga Jawa Timur meningkatkan kedisiplinan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.  “Kondisinya mengkhawatirkan, kita semua harus meningkatkan kedisiplinan,” tegas Khofifah, Jumat (1/5/2020).

Memasuki hari ke 4 pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di  Kota Surabaya, sebagian Sidoarjo dan Gresik yang menjadi episientrum penyebaran covid-19, nampaknya belum berjalan efektif karena tingkat kedisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan masih rendah.

Bersyukur Yang Sembuh Tambah

Tak ayal, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif juga terus bertambah. Berdasarkan update data Satgas Covid-19 Jatim hari ini bertambah sebanyak 80 kasus baru yang terkonfirmasi positif covid-19, sehingga akumulasinya menjadi 1.031 kasus positif covid-19 di seluruh Jatim.

“Penambahan terbesar berasal dari Kota Surabaya sebanyak 58 orang, disusul Sidoarjo 8 orang, Gresik 3 orang, Lumajang 2 orang, Pacitan 2 orang, dan masing-masing 1 orang berasal dari Kab Pasuruan, Kab Bangkalan, Kab Nganjuk, Kab Probolinggo, Kab Magetan, Kab Lamongan, serta Kab Bojonegoro,” ujar Gubernur Jatim Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jumat (1/5/2020).

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu bersyukur karena hari ini yang terkonversi negatif atau sembuh bertambah sebanyak 3 orang yakni 1 orang dari Bangkalan dan 2 orang dari Kota Kediri. Namun pihaknya juga berduka karena yang meningga dunia bertambah 7 orang yakni 1 orang dari Gresik, 1 orang dari Lumajang dan 5 orang dari Kota Surabaya.

“Jadi dari 1.031 orang yang terkonfirmasi positif covid-19 itu, sebanyak 759 orang (73,62%) masih dirawat, lalu sebanyak 165 orang (16%) berhasil sembuh dan 107 orang (10,38%) meninggal dunia,” ungkap khofifah Indar Parawansa.

Selanjutnya untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan), bertambah sebanyak 66 kasus sehingga totalnya menjadi 3.131 kasus PDP di seluruh Jatim. “Dari jumlah tersebut sebanyak 1.626 orang masih diawasi, lalu 1.222 orang sudah tidak diawasi dan sebanyak 283 orang PDP yang meninggal dunia,” jelas Khofifah.

Sementara untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan), lanjut Khofifah bertambah sebanyak 281 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 19.585 kasus di seluruh Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.540 orang masih dipantau, lalu 13.983 orang sudah tidak dipantau dan 62 orang yang meninggal dunia,” bebernya.

Surabaya Masih Terbesar

Masih di tempat yang sama, ketua gugus kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menambahkan bahwa proses PSBB berdasarkan kajian epidemiologis, Kota Surabaya masih menjadi nomor satu untuk  penambahan kasus positif covid-19, PDP maupun ODP.

“Hari ini bertambah 58 kasus positif covid, lalu kemarin bertambah 44 kasus dan sebelumnya bertambah 2 kasus dan hari pertama PSBB bertambah 20 kasus. Jadi pokok masalah covid-19 di Jatim itu ada di Kota Surabaya,” terang Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya.

Begitu juga untuk kasus PDP, lanjut dr Joni Kota Surabaya masih menjadi juaranya dibanding Sidoarjo dan Gresik terhitung hari ini hingga dua hari ke belakang. “Surabaya angkanya 66, 7 dan 43. Kemudian Gresik angkanya 4, 0 dan 0. Dan Sidoarjo angkanya 21, 0 dan 3. Jadi PSBB ini mulai ada manfaat karena kasus PDP mulai turun,” jelasnya.

Sedangkan untuk kasus ODP, selama tiga hari terakhir trennya juga terjadi penurunan di Sidoarjo dimana angkanya 20, 12 dan 10. Begitu juga Gresik angkanya 3, 2 dan 7. “Saya ingatkan bahwa virus ini berbahaya dan sangat mudah menular, sehingga selama PSBB ini kami mohon masyarakat patuh dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” pinta Joni.

Ia mencontohkan penularan kasus covid-19 di Pabrik Sampoerna itu hanya bermula dari 2 orang PDP yang sudah diperiksa di poliklinik perusahaan. Namun 3 hari kemudian keduanya meninggal dunia pada 21 April lalu di rumah sakit.

Pihak perusahaan sebenarnya sudah melapor ke Dinkes Surabaya namun karena laporan yang kurang lengkap sehingga kurang mendapat perhatian. Akibatnya, setelah ditindaklanjuti laporan tersebut dengan dilakukan tracing, hasilnya ditemukan sebanyak 16 orang yang dekat dengan korban dinyatakan positif.

Masih Sangat Tinggi

Selanjutnya dilakukan tracing lagi melibatkan sebanyak 165 karyawan dengan test swab. Kemudian tracing diperluas melibatkan 323 karyawan, hasilnya ada sekitar 100 karyawan yang hasil Rapid Testnya rekatif. “Mereka itu sekarang diisolasi di sebuah hotel sambil menunggu giliran untuk lakukan test swab PCR,” jelas dr Joni.

“Hari ini dari 91 karyawan PT Sampoerna yang masuk ruang isolasi telah dilakukan tes swab di RSUD dr Soetomo sebanyak 46 orang, hasilnya 34 orang diantaranya hasilnya positif covid-19. Sedangkan sisanya hasinya menunggu besok baru keluar. Ini artinya penyakit ini sangat invectus, penularannya sangat cepat dan sangat berat,” tambah Joni Wahyuhadi.

Diakui dr Joni, kalau di negara-negara luar, tingkat penularan covid-19 masih bisa diantisipasi karena masyarakatnya sangat disiplin dan mematuhi anjuran pemerintahnya, sehingga korban covid-19 di luar negari hanya kisaran 2-3 persen saja.

“Tapi di Indonesia termasuk di Jatim tingkat kematian pasien covid-19 ini sangat tinggi kisaran 7-11 persen, sehingga seluruh masyarakat harus waspada, terutama pada PDP supaya melakukan sosial distancng agar tidak menularkan ke orang lain,” pungkasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry