SANTRI : Foto Ari Sulistyo semasa hidup (duta.co/dok)

KEDIRI| duta.co – Kisah sedih dialami empat orang sahabat karib. Saat mandi bersama di Bendungan Kali Brenggolo Dusun Gedangan Desa / Kecamatan Mojo berakhir dengan kehilangan nyawa. Hingga berita ini diturunkan keberadaan Ari Sulistyo (26), warga RT. 03 RW. 04 Dusun Tawangsari Desa Bobang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri dalam pencarian.
Sementara, jasad Kusuyi (23) ternyata saat kejadian mandi bersama saudara kembarnya, Luk’ayi (23) bersama Junaidi (20), ketiganya warga Kabupaten Gresik dan merupakan santri Ponpes Lirboyo, telah diserahterimakan kepada pihak keluarga pada Selasa malam di RS. Polda Bhayangkara.
Kepada Tim Basarnas, Lukman (32) warga Dusun Gedangan Desa / Kecamatan Mojo, menjelaskan saat ke – 4 pemuda ini datang ke rumahnya namun tidak bertemu dirinya.
“Saat itu saya sedang mancing ikan di lokasi tidak jauh dari Dam (bendungan, red). Kemudian saya mendengar suara minta tolong. Saya lihat Luk’ayi dan Junaidi berusaha menarik tubuh Ari namun kemudian terlepas karena arus sungai cukup deras,” jelas Lukman, ditemui di lokasi Bendungan Brenggolo pada Selasa malam
Luk’ayi kemudian ngomong jika saudara kembarnya juga belum ketemu, akhirnya jasad Kusuyi ditemukan disisi timur sungai dan berhasil diangkat meski dalam kondisi telah tak bernyawa. “Saya kemudian meminta bantuan warga,” jelas Lukman, menjelaskan bahwa setiap saat air sungai ini selalu menerima kiriman air bersumber dari Gunung Wilis.
Suasana duka pun menyelimuti Keluarga Ari, sapaan akrab Ari Sulistyo merupakan anak ke – 9 dari 10 bersaudara putra pasangan Mamad Kadam dan Siti Kalimah, saat didatangi duta.co. Mamad pun bercerita, banyak hal aneh sebelum tragedi ini terjadi.
“Tidak biasanya anak ini jika keluar rumah tidak pamit, bahkan saat berangkat jualan brambang di Pasar Bandar, dia selalu pamit,” jelasnya.
Memang Ari, setelah belajar di Ponpes Lirboyo pada 6 tahun lalu, memilih berjualan brambang di Pasar Bandar Kota Kediri. Ditambahkan Mamad, dia sempat menginggatkan saat Adzan Dhuhur, dia bersama teman – temannya menyalakan musik dangdut dengan volume musik cukup keras.
“Le, ojo banter – banter lagu ne, dialonke to,” tutur lelaki berusia 75 tahun ini dengan logat Jawanya.
Namun tak selang lama, seiring musik dimatikan ternyata ke – 4 pemuda yang semuanya masih bujang ini ternyata telah pergi meninggalkan rumahnya.
“Terus tadi datang itu langsung makan, biasanya makannya bareng – bareng di nampan. Gak tau tadi kon makan sendiri – sendiri memakai piring,” imbuhnya.
Pihak keluarga pun hanya bisa berharap, agar jasad anaknya segera diketemukan. Hingga berita ini diturunkan Tim Basarnas, dibantu Tim SAR Brimob Kediri, puluhan anggota Polresta Kediri dan URC BPBD Kabupaten Kediri masih melakukan pencarian menyisir sungai. (ian/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry