JAWARA : Siswa  - siswi SD Muhammadiyah 16 yang Berjaya di ajang Bali International Kungfu Championship 2018. DUTA/istimewa

SURABAYA| duta.co – Kungfu Surabaya Bersatu (KSB) berhasil menyabet Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia dalam Kejuaraan Internasional Kungfu bertajuk 1st Bali International Kungfu Championship 2018 di Nusa Dua Bali.

KSB yang merupakan gabungan enam klub wushu di Surabaya meraih 69 emas, 86 perak dan 80 perunggu.

Sementara peringkat kedua diraih Yayasan Inti Bayangan Jakarta dengan raihan 17 emas, 19 perak dan 20 perunggu, sedangkan juara ketiga dikantongi Sasana Wushu PMS dengan memperoleh 12 emas, 11 perak dan 6 perunggu.

Bali sebagai tuan rumah menurunkan sejumlah klub wushu, salah satunya Yayasan Garuda Dewata Wushu Indonesia yang meraih posisi enam besar dengan mengantongi 10 emas, 14 perak dan 12 perunggu.

Manager Tim Kungfu Surabaya Bersatu Chriswanto Agus Haryono mengaku bangga dengan raihan kontingen Surabaya.

Dikatakan, prestasi yang diraih Surabaya kali ini berkat kerjasama tim, dan juga jam terbang atlet yang selama ini banyak mengikuti event baik lokal maupun nasional.

“Kalau untuk prestasi memang kita selalu ada event, setiap tahun tidak pernah lepas ikut kejuaraan, tiap tahun bisa dua sampai tiga kali. Surabaya untuk wushu kami memang kompak,” tuturnya.

Khusus untuk event kali ini, pendanaan datang dari swadaya orang tua atlet yang selalu mendukung performa anak-anak kesayangannya.

Hal senada disampaikan pelatih wushu Surabaya Budiyono Santoso (Ashun). Juara Umum memang sejak awal menjadi target kontingen Surabaya, meskipun diakui saingan berat dari klub Jakarta selalu diwaspadai dalam setiap pertandingan.

“Ia, memang tujuan kita bersatu agar supaya target ini bisa tercapai,” tegasnya.

Menyinggung evaluasi pertandingan, Wakil Ketua Panitia Agus Wijaya mengatakan secara umum sudah berjalan baik.

Hanya untuk event selanjutnya PR panitia adalah menambah sosialisasi untuk menjaring atlet-atlet luar negeri lebih banyak. Saat ini partisipan luar negeri baru sebatas 3 negara.

“Iya, kalau partisipan luar negeri masih perlu ditingkatkan karena baru sedikit 3 negara yang ikut yakni dari Oslo (Ibukota Norwegia), Rumania dan Ukraina,” tuturnya.

Meski demikian, Agus Wijaya mengaku bangga dalam event kali ini Tim Bali yang tersebar dalam beberapa sasana mampu tampil maksimal, khususnya Sasana Garuda Dewata yang bisa masuk 10 besar.

Ke depan event yang rencananya rutin digelar setiap dua tahun ini akan menjadi wahana bagi atlet wushu Bali mengukur kemampuan bertanding melawan atlet dari luar, sehingga lebih termotivasi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Kemenangan tim tidak lepas dari peran serta orang tua siswa. Karena berkat orang tua yang rela mengantarkan anaknya berlatih keras di sela ujian sekolah merupakan perjuangan tersendiri.

Suwartini, wali murid siswa kelas tiga SDM 16, Alim Nur Badaruzzaman Al Faruq (9) bahkan harus mengantarkan anaknya dari pulang sekolah pukul 17.00 hingga selesai latihan pukul 21.00.

“Kalau malam nggak sempat belajar, kasihan juga. Jadi belajarnya buat ujian saat habis subuh sambil siap-siap berangkat,”ujarnya.

Menurutnya, anaknya harus latihan intensif tiga bulan sebelum pertandingan. Bahkan sebulan sebelum pertandingan latihan dilakukan seminggu enam kali selama empat jam.

Usaha keras anaknya menurutnya sepadan dengan prestasi dalam pertandingan hingga mendapat empat medali. Mulai dari satu perak, dua perunggu dan satu emas kecil setara harapan. end