PRESTASI : Tim Robotik Smamda menunjukkan piagam yang diterimanya dari Jepang. DUTA/wiwiek

SURABAYA | duta.co – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda), menjadi juara umum kontes robot di Jepang. Tujuh medali dibawa pulang yakni 3 medali emas, tiga perak dan satu perunggu.

Medali itu diraih dalam ajang International Robotic & Competition 2019 yang digelar Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Okayama University Okayama Jepang.

Kompetisi ini ada tiga katagori yakni Robot Gathering Senior, Robot Transporter Senior dan Line Maze Senior.

Lima siswa yang berhasil meraih medali-medali tersebut. Yakni  Fahmi Faizullah G W dan Ghifari Irtiza, Nadiev Azis Rauf dan Humayun Al-Rafi Zuha serta Muhammad Ardhana P. Untuk Muhammad Ardhana berpasangan dengan siswa dari sekolah lain yakni Lakki Taj Roid.

Selama lima hari mereka berada di Negeri Sakura. “Lombanya dua hari 24 dan 25 Agustus,” ujar Fahmi ditemui di Smamda, Jumat (30/7).

Tampil di ajang Robofest di Jepang menjadi sebuah kebanggaan. Dan juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. “Bisa juara umum melawan siswa Jepang, itu luar biasa,” tukasnya.

Perjuangan dan kerja keras lima siswa Smamda ini memang pantas mendapatkan hadiah setimpal. Karena menghadapi kompetisi ini, mereka berlatih tak kenal lelah.

Latihan lima hari dalam seminggu di sekolah di sela jam pelajaran. Selain itu sepulang sekolah, mereka juga berlatih hingga malam hari.

Perjuangan kelima siswa ini sempat membuat sang pembina, Hajjar  Ekasari terharu, bahkan meneteskan air mata. “Saya bangga pada mereka. Perjuangan ini tidak sia-sia,” tukas Hajjar.

Tim robotik Smamda mengoperasionalkan robot mereka yang berjaya di Jepang. DUTA/wiwiek

Kelima siswa ini bisa ke Jepang, karena mereka berhasil memenangkan seleksi Robofest Indonesia pada Maret 2019 lalu. “Itu modal kami untuk bisa melenggang ke Jepang,” tandas Ardhana.

Kini, pengalaman yang didapat selama di Jepang, akan menjadi sebuah pembelajaran. Karena kelima siswa ini akan terus mengembangkan robot-robot yang sudah menjadi bagian dari mereka.

Nadiev Aziz menegaskan, belajar dari jepang, jika ingin membuat robot, semua harus direncanakan. Semua harus fokus jangan untuk main-main.

Kalau tidak fokus, maka robot yang sudah dibuat akan menjadi sebuah penghalang.

“Dan lagi, buat robot itu mahal, perlu alat-alat dan bahan-bahan yang berkualitas. Karenanya, kalau membuatnya harus juga efisien, kegunaan robot itu harus seimbang dengan biaya yang dikeluarkan,” jelas Nadiev.  end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry