BOJONEGORO | duta.co – dr Fitri Munira Pitaloka meraih penghargaan Tenaga Kesehatan (Nakes) kategori tenaga dokter di tingkat Provinsi Jawa Timur berkat inovasi yang ia cetuskan. Penghargaan itu diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melalui Dinas Kesehatan.

Inovasi yang ditelurkan oleh dokter yang bertugas di RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo Bojonegoro tersebut berupa Program Rujukan Terpadu dan diberi nama ‘Produktif’ yang mana dalam implementasinya semua fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro baik milik swasta ataupun pemerintah terintegrasi dengan RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo serta menjadikan rumah sakit milik Pemerintah itu sebagai RS rujukan tertinggi di Bojonegoro.

Program yang digagas perempuan asli Bojonegoro berusia 41 tahun itu sekaligus menjadikan dirinya sebagai satu-satunya dokter RSUD plat merah yang mendapat penghargaan tingkat provinsi.

Dokter Fitri menceritakan, awal mula terbentuknya inovasi ini saat dirinya kali pertama gabung di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo waktu Pandemi Covid-19 melanda. Pada waktu itu, banyak terjadi permasalahan, apalagi RSUD menjadi rujukan pasien dari semua Puskesmas hingga klinik di Bojonegoro.

Ibu dua anak itu menceritakan, awal mula muncul ide inovasi itu yakni saat pandemi covid-19 dan bertepatan dengan tahun pertama ia bergabung di RSUD Bojonegoro, dimana waktu itu banyak sekali permasalahan muncul, terutama dalam hal pelayanan.

“Permasalahan yang timbul mulai dari kompetensi sistem komunikasi dan fasilitas kesehatan, itu belum efektif dan efisien dan perlu di update,” bebernya.

Berangkat dari hal itu, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada 2007 silam tersebut akhirnya berinisiatif membuat gebrakan sistem dari hulu ke hilir untuk memudahkan pelayanan dan meningkatkan kelancaran sistem rujukan di Kabupaten Bojonegoro terutama di RSUD Sosodoro.

“Saya membuat program PRODUKTIF itu dengan sistem simpel. Yakni, hanya melalui WhatsApp Grup. Namun, mekanismenya detail,”lanjutnya.

ini menjelaskan, sistem kerja dari program tersebut, yakni Puskesmas melakukan pendataan terhadap pasien dan dikirim ke RSUD melalui WAG tersebut. Sehingga, saat sewaktu-waktu pasien dimaksud, hendak dirujuk ke RSUD. Pihak RSUD telah mengetahui penyakit yang menjangkit pasien itu.

Mekanisme detail yang dimaksud alumnus SMAN 1 Bojonegoro itu adalah ketika pihak faskes pertama seperti puskesmas atau klinik menerima pasien diwajibkan menangani dan mendata kemudian mengirim seluruh informasinya di Whatssapp Grup yang diinisiasinya.

“Dengan begitu, kami (RSUD) telah mengetahui penyakit pasien. Dan pada saat perjalanan, kami telah bersiap untuk menangani pasien itu,” paparnya.

Dokter Fitri mengaku, ide yang ia gagas pada tahun 2021 dan launching pada 2022 lalu tidak ada hambatan sama sekali karena mendapatkan support dari tenaga di fakses pertama, manajemen, serta Direktur RSUD dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro yakni dr. Ahmad Hernowo.

“Saya disupport penuh oleh teman-teman, manajemen serta Pak Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo (dr. Ahmad Hernowo),” pungkasnya. abr

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry