PERTUKARAN PELAJAR : Dua belas siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya saat student exchange keTaiwan. DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Dua belas siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) baru saja pulang dari Taiwan untuk program pertukaran pelajar (Student Exchange).

Selama enam hari mulai 20 hingga 27 Oktober 2019 mereka mengelilingi banyak tempat untuk belajar di sekolah dan tempat-tempat lain yang ada di Taiwan.

Dua belas siswa yang mengikuti program itu Bhintang Sheltyano Atmaja, Muhammad Ardhana Prabaswara, Muhammad Rangga Pratama, Adeline Alandia, Ayesha Kusumaning, Davelinda Syahira, Fida Ghaisani Yusuf, Maritza Pramuditha Apsari, Renata Nirwana Sari, Sayyidah, Nabita Nirla dan Ayla.

Ketua rombongan, Bhintang Sheltyano atau Abhin mengatakan selama enam hari mereka berada di sebuah kota bersama Kaohsiung. Mereka belajar di Chimei Senior High School. “Dan dua hari kami tinggal di rumah orang tua asuh. Setelah itu, tinggal di pondokan dua universitas di sana,” ujar Abhin ketika ditemui di sekolah, Kamis (31/10).

Selama itu pula, mereka belajar budaya, bahasa dan semua hal yang berkaitan dengan Taiwan. Bahkan mereka juga belajar tentang bahasa. “Cukup menggembirakan, bisa punya pengalaman di sana,” tukas Abhin.

Tidak hanya itu, mereka juga diajak ke dua kampus yang cukup terkenal yakni Nanhua University dan Shu -Te University.

Tapi yang paling berkesan buat mereka, kata Abhin ketika berkunjung ke sebuah tempat bernama Science Park. Tempat itu sangat berkesan bagi mereka karena bisa melihat dari dekat bagaimana canggihnya teknologi di Taiwan.

Di tempat itu, barang-barang elektronik yang ada di seluruh dunia termasuk di Indonesia, diproduksi. “Bagaimana robot bekerja di sana. Canggihnya luar biasa. Saya berharap bisa kembali ke sana untuk kuliah. Keren,” tukasnya.

Selain yang membuat siswa-siswi yang baru duduk di kelas 10 dan 11 itu ketika diajak ke sebuah pabrik makanan kecil.

Di sana, bukan manusia yang bekerja, melainkan robot. Dalam satu ruangan produksi hanya dijaga tiga orang operator yang mengatur mesin-mesin yang bekerja.

“Di sana itu kan banyak produksi nanas, jadi nanasnya dibuat selai. Selai itu dibuat isian nastar. Mulai panen nanas, dibuat selai sampai jadi nastar kita melihat langsung. Sungguh luar biasa. Dan itu jadi oleh-oleh asli Taiwan yang halal untuk dikonsumsi,” jelasnya.

Selama di Taiwan, ke-12 siswa-siswi Smamda itu didampingi Kepala Smamda, Astajab dan salah satu gur yakni Nauval Mahfudi. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry