PRODUKSI IMPLAN TULANG: Suasana pabrik produksi implan tulang di Desa Kemangsen, Krian- Sidoarjo yang mentargetkan dalam setahun produksi 80 ribu implant tulang. (duta.co/AHMAD YANI)

SIDOARJO |duta.co – Banyaknya pasien yang mengalami fraktur atau patah tulang dan pinggul akibat kecelakaan dan penyakit osteoporosi atau pengeroposan tulang, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial  Kesehatan sampai mengalami defisit Rp 6,7 triliun.

Dana yang dikeluarkan pasien BPJS Kesehatan, alat-alat kesehatan yang dibutuhkan harus impor dari luar negeri. Untuk menutupi defisit tersebut dengan terobosan memproduksi alat kesehatan sendiri yang memakai bahan baku lokal, namun kualitasnya tidak jauh berbeda dengan produk import tersebut.

Demikian dikemukakan CEO PT. Zenith Allmart Precisindo, Allan Changrawinata, Selasa (21/02/2017). Produk implan tulang yang diproduksinya  dan merupakan dari kebutuhan medik, menggunakan bahan baku hasil industri semelter dalam negeri yaitu feronikel pomala produk PT Aneka Tambang, berupa  stanless steel 316L  sudah memenuhi komposisi kimia bahan sesuai ASTM F138 (316L Implan Quality).

“Hasil uji medis produk tersebut tidak berbeda dengan implan import synthes ex Swisszerland. Produksi kita ini persis sama dengan produksi Swisszerland,” tuturnya.

Allan menambahkan pengembangan teknologi produksi prototipe implan tulang menggunakan teknologi investment casting, mampu menghasilkan implan tulang dalam jumlah besar dengan waktu cepat. “Satu tangkai alat bisa langsung dihasilkan 30 keping implan tulang,” tuturnya.

Data BPJS kebutuhan implan tulang sebesar 50 ribu pertahun. Namun, belum mencakup kebutuhan implan tulang yang tidak terdaftar. “ Bisa jadi, kebutuhan implan tulang bisa dua kali lipat. Karena diproduksi dalam negri dan menggunakan bahan baku lokal, harganya lebih rendah 35% dari harga impor.

Untuk itu, pihaknya melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material. “Sehingga,  PT Zenith Allmart Precisindo dan RSU Dr. Soetomo berhasil melakukan pengembangan teknologi pembuatan medical grade stanless steel 316L dengan pemaduan dan pemurnian bahan baku lokal. Produk ini telah ditinjau  Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir, Ph.D. Seninlalu,” tuturnya.

Menristekdikti, tambahnya, datang  bersama Kepala BPPT Dr. Ir. Unggul Priyanto, MSc.  Menurut Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir, selama ini kebutuhan implan tulang dipenuhi dari luar negeri. Implan tulang yang digunakan 100% impor. Dengan diproduksinya implan  tulang sendiri akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Produksi implan tulang seperti ini baru pertama kali dilakukan. Targetnya setahun bisa diproduksi 80 ribu implan tulang. “Namun produksinya masih menunggu pensertifikatan terhadap ijin edar dan ijin produksi di Indonesia dari Kementerian Kesehatan R.I,” jelasnya.

Sambil menunggu izin edar, targetnya semester kedua tahun ini bisa diproduksi 40-50 ribu implan tulang memenuhi permintaan pasien fraktur tulang. Begitu, pemenuhan implan tulang ini diterima Kementerian Kesehatan, akan ada penghematan devisa antara 60-70%.

Terkait bahan baku produksi implan tulang tersebut, saat ini tidak ada kendala. Apabila implan tulang tersebut dapat diproduksi dengan baik akanmengurangi beban BPJS. Pasalnya pengguna  implan tulang seluruhnya digunakan oleh seluruh rumah sakit fasilitas BPJS. (yan)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry