Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat pengukuhan Dewan DPK PPNI Lamongan dan pelantikan Bapena Lamongan, di Aula Gajah Mada Lt 7 Kantor Pemda Lamongan, Sabtu (22/10/2022).

LAMONGAN | duta.co – Sebantak 10 kecamatan di Lamongan ditengarai rawan bencana alam. Karena itu, di tengah curah hujan yang kian meningkat saat ini, wilayah perlu kewaspadaan. Ini tersirat dari pernyataan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menghadiri pengukuhan Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Lamongan dan pelantikan Badan Penganggulan Bencana (Bapena) Lamongan, di Aula Gajah Mada Lt 7 Kantor Pemda Lamongan, Sabtu (22/10/2022).

Sebanyak 10 kecamatan bencana alam itu yakni kecamatan Babat, Karangbinangun, Karanggendeng, Sekaran, Maduran, Laren, Kalitengah, Glagah, Deket, dan Turi. Kecamatan-kecamatan ini rawan banjir kala musim hujan tiba.

Pengukuhan Dewan DPK PPNI Lamongan dan pelantikan Bapena Lamongan, disaksikan secara langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, serta Ketua Dewan Pertimbangan DPD PPNI Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi.

“Bapena adalah satu inisiatif yang sungguh mulia dan bisa dicontoh oleh kelompok masyarakat yang lain, sehingga dengan Bapena ini kesiapan kita dalam menghadapi bencana yang akhir-akhir ini memang menjadi bagian dari keseharian kita dan hampir di mana-mana, dengan Bapena ini menunjukkan kesiapan kita dalam menghadapi bencana,” tutur bupati Yuhronur.

Terlebih, kata dia, kesehatan menjadi salah satu sektor terpenting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan. Sehingga 10 wilayah rawan bencana alam yang diantaranya Babat, Karangbinangun, Karanggendeng, Sekaran, Maduran, Laren, Kalitengah, Glagah, Deket, dan Turi, dapat menjadi fokus para perawat dalam kesiapsiagaan memasuki musim penghujan.

Ketua DPD PPNI Lamongan Nurul Chayatin menyampaikan, sebagai penguatan peran dan fungsi perawat dalam pelaksanaan gawat darurat dan tanggap bencana, juga dilaksanakan webinar sesi pertama secara hybrid di Lamongan. Kegiatan ini  diikuti 2.808 peserta dari Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan sesi kedua dan ketiga di Bojonegoro dan Tuban.

Diharapkan, lanjut dia, dengan adanya tim pembina ini dapat meningkatkan potensi keilmuan dan mampu berkolaborasi, bersinergi, bekerjasama dengan pemerintah dalam menangani bencana alam maupun non alam.

Bencana, tambah dia,  bisa datang kapan pun. Maka, ini perlu adanya suatu wadah suatu untuk bersama-sama agar bisa menangani bencana tersebut, sehingga nanti seluruh perawat di Kabupaten Lamongan ini harus bisa mewujudkan sistem penanganan bencana, baik itu pada saat pra-bencana, pada saat situasi bencana, maupun pada saat pasca-bencana. “Jadi konsentrasi kita jangan hanya pada saat bencana tetapi kita harus siap ketika dalam kondisi pra-bencana maupun pada saat pasca-bencana,” pungkasnya. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry