Kadisnakeswan saat berada di rumah produksi pakan sorghum. (FT/HERU)

SITUBONDO | duta.co – Untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo terus mengajak masyarakat memanfaatkan lahan marginal untuk menanam sorghum jenis bioguma, Sabtu (20/2/2021)

Pakan ternak batang dan daun sorghum varitas bioguma yang diproses secara alami itu, ternyata mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga cocok sebagai pakan alternatif untuk ternak kambing dan sapi.

Walaupun saat ini, pakan ternak batang dan daun sorghum itu sering kehabisan, namun, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo terus bekerja keras mengajak masyarakat memanfaatkan lahan marginal untuk menanam sorghum.

Keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Situbondo, drh Muhammad Hasanuddin Riwansia, mengatakan, bahwa, tanaman sorghum varitas bioguma bukan hanya bermanfaat untuk pakan ternak. Akan tetapi, butir sorghum juga bisa diolah menjadi berbagai macam makan sehat untuk manusia.

“Yang kita jadikan pakan ternak yaini batang dan daun sorghum. Sedangkan, butiran sorghum bisa di olah menjadi bahan makanan yang sehat dan bergizi tinggi. Tanaman sorghum juga multi fungsi, semua kandungan yang ada di tanaman sorghum bisa di proses menjadi berbagai macam makanan dan berfungsi juga sebagai pengganti nasi,” jelas Udin, panggilan akrab Muhammad Hasanudin Riwansia.

Untuk itu, sambung Udin, Disnakes terus berkonsentrasi mengembangkan tanaman sorghum varitas bioguma untuk mencukupi pakan ternak di Kabupaten Situbondo.

”Kebutuhan pakan ternak di Kabupaten Situbondo sebannyak 5.400.000 kilo gram per hari, itu hanya untuk kebutuhan ternak sapi saja. Belum termasuk, ternak kambing dan domba,” jelasnya.

Setelah di uji ke laboratorium sebanyak 4 kali, sambung Udin, ternyata kandungan nutrisi batang dan daun tanaman sorghum varitas bioguma cukup tinggi.

“Untuk saat ini, kita belum dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak tersebut, namun kita akan terus berupaya mengajak masyarakat peternak memanfaatkan lahan marginalnya untuk menanam sorghum,” tuturnya.

Tak hanya itu yang disampaikan Udin, namun pihaknya juga akan terus berkonsentrasi merubah pola masyarakat yang masih menggunakan cara mengarit rumput setiap hari untuk pakan ternak itu.

“Dengan menanam sorghum di lahan marginal, maka saya berharap masyarakat peternak tidak setiap hari mengarit rumput. Tapi, jika masyarakat mau menanam sorghum, maka masyarakat peternak bisa memanfaatkan batang dan daun sorghum untyk pakan ternak yang bisa disimpan dua hingga tiga bulan,” jelasnya.

Menurut Udin, untuk memamfaatkan lahan marginal ditanami sorghum, modal awal tidak terlalu besar hanya berkisar sebesar empat jutaaan rupiah dalam satu hektarnya.

“Biaya untuk menggarap lahan marginal ditanami sorghum sangat murah. Namun hasilnya cukup memuaskan. Ditanam pada kondisi lahan yang jelek saja, dalam tiga hektar bisa menghasilkan 21 ton batang dan daun sorghum, dengan harga jual per kilonya Rp. 450,” bebernya.

Untuk proses batang dan daun sorghum menjadi pakan ternak berkualitas, sambung Udin, pihaknya telah memiliki rumah produksi pakan ternak sebanyak 11 unit yang dikelola langsung oleh kelompok petani dan peternak di Situbondo.

“Awalnya kita punya lima unit rumah produksi pakan ternak. Tapi, sekarang ada tambahan 6 unit lagi,” jelasnya.

Adapun, lanjut Udin, lahan marginal yang sudah ditanamani sorghum di wilayah Kabupaten Situbondo sudau cukup banyak, namun belum bisa mencukupi kebutuhan pakan ternak tersebut.

“Pada awalnya ada 150 hektar lahan marginal yang sudah di tanami. Untuk tahun ini, kita targetkan 1000 hektar lahan marginal yang akan di garap secara mandiri,” pungkasnya. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry