GALIAN : Pembagian kompensasi dari pengusaha Galian C kepada perwakilan warga di lima dusun bertempat di Balai Desa Manggis (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Dihadapan sejumlah jurnalis, Ngaini alias Bedun pemilik usaha Galian C berada di Desa Manggis Kecamatan Ngancar, pada Jumat (29/01) menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan diberikan sebelumnya saat menghadapi aksi massa. Dia dengan jujur mengaku, saat itu tidak kontrol dan terpengaruh karena alkohol. Lalu terkait siapakah dalang di balik aksi tersebut, pengusaha asal warga Desa Dawung Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar, mengaku ada keterlibatan oknum pejabat desa.

Puluhan orang mengaku warga desa setempat, pada Rabu malam lalu memasang dua spanduk bertuliskan melarang truk mengangkut pasir untuk melintas di jalan desa. Mendapatkan laporan, Bedun mengaku langsung emosi dan mendatangi lokasi kejadian. “Saat itu saya benar – benar emosi dan menyampaikan permintaan maaf atas perkataan menyebut telah memberikan atensi ke Polda Jatim,” ucapnya dihadapan jurnalis di salah satu rumah makan di Kawasan SLG.

Lalu siapakah dalang di balik aksi ini? Meski tidak menyebutkan nama, namun dirinya menyakini ada pejabat desa yang menggerakkan massa. Bahwa bukti di lapangan, bukan warga setempat yang dilewati, namun justru warga dusun lain meski masih dalam satu desa. “Bila nanti usaha ini saya tutup, terus nasib warganya Pak Kades Manggis bagaimana? Mereka selama ini juga turut memasarkan pasir, lalu kenapa harus menggerakkan massa segala. Padahal saya juga kenal baik sama dia,” ungkapnya.

Saat Penyerahan Kompensasi

GALIAN : Pembagian kompensasi dari pengusaha Galian C kepada perwakilan warga di lima dusun bertempat di Balai Desa Manggis (istimewa/duta.co)

Dikutip dari salah satu media, Katiran selaku Kades Manggis mengatakan, bahwa pernyataan Ngaini yang telah memberikan kompensasi ke desa itu jelas tidak benar. “Dia mengaku memberikan kompensasi melalui perangkat, ya saya kira jelas tidak mungkin hal itu terjadi,” tepis Katiran dikutip dari suararepubliknews.net.

Menurut Katiran, untuk perbaikan jalan bahkan bantuan uang sebesar Rp 250 juta ke masjid, dirinya selaku kades belum pernah mengetahui. Kini Katiran justru mempertanyakan masjid mana yang telah dibantu. Namun dia membenarkan soal uang Rp. 15 juta untuk acara wayang kulit , itupun benar dua tahun lalu. “Terkait dengan persoalan ini, yang jelas kami masih menunggu hasil musyawarah antara pengusaha tambang Galian C dengan masyarakat,” jelas Kades Manggis. (nng)