KEDIRI | duta.co -Hanya diberi waktu 9 hari jelang dihelatnya Kompetisi Liga II, Budiardjo Thalib mengaku kurang tidur dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk ibadah.
“Saya kurang tidur setelah datang, saya berpikir keras bagaimana mengembalikan kekuatan Persik agar disegani lawan,” ucap Pelatih Kepala Persik, saat ditemui di Mess Persik, Kamis (20/06/2019).
Meski telah menginjak usia 48 tahun dan telah melalangbuana baik sebagai pemain maupun tim pelatih, namun bagi Bang Budi, sapaan akrab tukang racik tim Macan Putih ini, mengaku belum pernah menginjakkan kaki di Kota Kediri.
“Saya dulu pernah di Pare, saat itu melawan Persedikab,” kenangnya. Nama besar Persik pun menjadikan tantangannya, setelah memutuskan empat klub, dimana dua dari tim Liga I dan sisanya bermain di Liga II.
“Manajemen Persik yang kali pertama menelepon saya, kemudian dari empat tim juga menawarkan kursi pelatih. Setelah saya pikiran dan saya memang suka tantangan, saya putuskan sepakat bekerjasama dengan tim ini. Dengan kekuatan pemain yang saat ini dimiliki, saya harus meracik strategi untuk meraih kemenangan pada laga perdana,” jelas pria kelahiran Makasar ini.
Menurutnya, dibutuhkan tim maupun Persikmania adalah hasil akhir yaitu kemenangan. Namun, dirinya telah instruksikan kepada seluruh pemain untuk menjadi pekerja keras dan jangan hanya berlari saja di lapangan.
“Jangankan saya, bila penonton melihat langsung, pemain hanya berlari-lari saja dan berujung kekalahan, pasti marah,” terangnya.
Seperti halnya Nazal Mustofa, akhirnya harus angkat koper kemudian digantikan dirinya, Bang Budi mengaku juga siap menerima resiko tersebut.
“Saya minta anak-anak siapkan fisik, dan butuh suntikan dana khusus untuk vitamin pemain, kemudian setiap pertandingan wajib menang apalagi bila main di kandang,” ucapnya.
Sebelum menutup perbincangan, pelatih kepala ini menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan manajemen, kemudian mohon doa restu kepada Persikmania dan dirinya berjanji akan memberikan yang terbaik untuk tim Macan Putih. (nng)
