KEDIRI | duta.co -Seiring perkembangan zaman namun tidak melupakan keberadaan makanan kuliner khas rakyat yang selalu melegenda. Seperti halnya tahu takwa atau getuk pisang, di Kediri juga dikenal dengan nasi pecel tumpang. Seperti di Warung Mbah Mursinem, berada di Desa Sonorejo Kecamatan Grogol.
Warung ini terletak di jalanan Desa Sonorejo atau tepatnya sebelah timur pertigaan lampu merah Desa Wonoasri Kecamatan Grogol. Bila Anda bingung, cari, cukup membuka aplikasi google map dengan mengetik warung makan Mbah Mursinem Sonorejo Grogol.
Sekilas memang warung ini tidak tampak mewah. Hanya warung sederhana bercat biru berdaun pintu kayu. Ukuran luasnya juga hanya 4 x 4 meter. Jangan harap terdapat spanduk bertuliskan warung Mbah Mursinem di bagian depan warung. Karena memang tidak ada spanduk apapun di depan warung. Tentunya ini berbeda dengan gaya marketing yang di era sekarang dengan sistem digital.
Tampilan boleh biasa saja, namun pembelinya membludak setiap hari. Warung yang diawali oleh Mbah Mursinem sejak zaman penjajahan Belanda ini, setiap hari menghabiskan setidaknya hingga 2 kg sambal pecel dan 3 kuali besar sambel tumpang.
“Setiap buka jam 04.30wib langsung diantri para pembeli. Nanti habis hingga jam 11.00wib,” terang Sumiati anak dari Mbah Mursinem yang kini meneruskan usaha sang ibu.
Untuk setiap porsinya, terdiri kulupan sayur daun ketela, daun pepaya, kemangi, luntas, kecambah dan lamtoro kemudian diguyur sambal pecel ataupun sambal tumpang.
“Termasuk ibu Bupati Kediri, (dr. Hj. Haryanti Sutrisno, red) sering mengutus orang untuk membeli sambal tumpang ke sini. Bahkan Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo maupun Wakil Gubernur Gus Ipul, pernah mampir kesini,” terangnya, Selasa (28/8).
Namun janganlah kuatir, satu porsi nasi pecel tumpang legendaris ini hanya seharga Rp. 5.000,-. Gorengan pun masih terjangkau hanya Rp. 500 per buah. Tentunya, bisa menjadi referensi alternatif bila ingin penghobi kuliner atau ingin berjalan – jalan bersama keluarga. (nng)
