JAKARTA | duta.co – Konflik Israel-Palestina kian runyam. Terbaru Israel minta warga hengkang dari Gaza utara, sebuah lokasi padat penduduk. Kelompok Hamas jelas menolak seruan itu. Apalagi daerah itu dihuni sekitar 1,1 juta penduduk.

“Rakyat Palestina kami menolak ancaman para pemimpin pendudukan (Israel) dan seruannya agar mereka meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri ke selatan atau Mesir,” kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip kantor berita AFP, Jumat (13/10/2023).

Kepala biro politik dan hubungan internasional Hamas, Basem Naim mengatakan kepada Al Jazeera, Jumat (13/10), bahwa, warga Palestina di Gaza tidak akan meninggalkan tanah air mereka, meskipun Israel telah menyerukan lebih dari satu juta warga sipil untuk mengosongkan bagian utara wilayah tersebut. “Kami mempunyai dua pilihan: mengalahkan pendudukan ini atau mati di rumah kami,” kata Basem Naim.

Sebelumnya, militer Israel pada hari Jumat (13/10) menyerukan semua penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan pergi menuju ke selatan wilayah itu “demi keselamatan mereka”.

“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerukan evakuasi seluruh warga sipil Kota Gaza dari rumah mereka ke arah selatan demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri, dan pindah ke daerah selatan Wadi Gaza seperti yang ditunjukkan pada peta,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Keterangan foto detik.com
Harus Segera Dialog

Perang antarkelompok Hamas dan pasukan Israel ini semakin memanas. Setidaknya  2.700 orang tewas dalam perang Kelompok Militan Palestina Hamas dan Israel. Dari sisi Israel misalnya, sebanyak 1.200 warga tewas dengan lebih dari 2.700 terluka sejak dimulainya konflik Israel-Hamas.

Direktur Darus Salam Centre Edecation and Peace Institute,  KH Misbahus Salam meminta para Pemimpin Palestina dan Israel bertemu dan berdialog. Perseritakan Bangsa Bangsa (PBB) dapat menjadi pihak yang menginisiasi dan mengundang para Pemimpin baik pejabat Negara maupun tokoh dari Palestina dan Israel untuk menghentikan peperangan yang menewaskan banyak rakyat sipil terutama anak anak yang tidak berdosa.

Menurut Kiai Misbah, para pemimpin Israel dan Palestina juga para pemimpin di dunia sangat penting mengetahui konsep Fikih Peradaban yang diusung oleh Nahdlatul Ulama yang didalamnya terdapat konsep “Al Shulhu” atau membangun perdamaian.

Jadi dengan dialog masing masing pihak bisa menyampaikan aspirasi dan gagasan untuk mencari solusi dan membangun perdamaian. Perang bukan jalan terbaik menyelesaikan konflik , justru membuat mudharrat pada warga negara yang tidak tahu persoalan dan ingin hidup aman, ujar Kiai Misbah yang juga Pengurus Perhimpunan Pengembangan  Pesantren dan Masyarakat ( P3M ) Jakarta . (ctc,hms)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry