BOJONEGORO | duta.co – Warga Desa Sumberarum, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro terlihat antusias mengikuti Pawai Budaya Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 78 yang digagas Pemerintah Desa (Pemdes) setempat, Minggu (27/8/2023).

Ratusan warga dari 11 Rukun Warga (RW) dan sejumlah sekolah terlibat dalam pawai budaya mengambil rute sejauh 2,5 km dengan start dan finish di lapangan Desa Sumberarum itu terlihat antusias menampilkan beragam budaya dan kesenian.

Seperti yang ditampilkan RW 08 yang terdiri dari warga di dua Rukun Tetangga (RT) yakni, RT 22 dan 23 ini terlihat bersemangat. Tua muda, besar kecil, semua turun ke jalan. Ada yang berpakaian adat hingga tim-tim penggembira menambah maraknya suasana.

“Hampir semua warga RT 23 ikut berpartisipasi. Baik yang tua atau muda. Bahkan anak-anak pun kita ikutkan. Perayaan kemerdekaan semua harus ikut bergembira,” kata Mutohar, Ketua RT 23.

Mutohar mengaku bangga, walau tidak memaksakan warganya untuk ikut, tapi mereka dengan suka rela ingin ambil bagian dalam perayaan kemerdekaan kali ini. “Bahkan mereka yang tidak ikut pawai budaya bergotong-royong menyiapkan konsumsi,” pamernya.

Sementara Hartono, Ketua RW 08 mengungkapkan, keikutsertaan dalam pawai budaya di desa itu sebagai bentuk ungkapkan rasa syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia. “Keikutsertaan dalam pawai kali ini sebagai salah satu upaya untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan,” ujarnya.

 “Selain juga merupakan salah satu upaya kita untuk melestarikan, merawat kekayaan khazanah budaya masyarakat,” tambahnya.

Sementara Sunti, salah satu penonton mengaku jika kegiatan pawai budaya kali ini terasa cukup meriah. Para peserta semakin kreatif dalam memberikan suguhan atraksinya. Tak jarang, tingkah laku peserta karnaval mengundang gelak tawa dan cukup menghibur.

 

Joget ibu-ibu niku engkang kulo rantos. Saget nguyu amargi lucu. Kapan maneh saget nguyoni tanggi menawi mboten pas 17-an. Saget perang (Joget ibu-ibu yang paling ditunggu karena bisa bikin tertawa dengan kelucuannya. Kapan lagi bebas menertawakan kelucuan tetangga kita kalau tidak perayaan 17-an. Bisa perang,” akunya sambil tertawa.

Sementara salah satu peserta cilik, Elang mengaku sangat senang bisa mengikuti pawai budaya kali pertamanya ini. “Pingin ada 17-an tiap hari,” ucap Elang siswa SD ini dengan polosnya.

Senada diungkapkan Iswati, perempuan yang memimpin pasukan joget ini mengaku senang bisa mengikuti perayaan 17 Agustusan kali ini. “Bisa kumpul bareng tetangga, kompak-kompakan seperti ini langka. Kapan lagi kalau tidak momen 17 Agustusan,” ujarnya.

Sedangkan Priyati, perempuan 70 tahun yang tidak pernah absen setiap perayaan 17 Agustus ini mengaku bahagia. Karena perayaan kemerdekaan benar-benar membuat jiwanya merdeka. Dia yang biasanya harus berjualan nasi ini tidak menyesal harus libur barang sehari.

“Tak apa libur. Hanya setahun sekali. Para pahlawan saja mempertaruhkan jiwa raganya masak kita yang tinggal ngisi kemerdekaan diminta begini saja tidak mau,” ungkap nenek yang selalu berpenampilan sama tiap tahunnya, yakni berkostum penari ledek ini, yang langsung disambut tertawa peserta lainnya. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry