DAMKAR. Sebanyak 10 damkar dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di TPA Kota Mojokerto. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan milik Pemkot Mojokerto terbakar sejak Jumat (8/9/2023). Hingga saat ini belum sepenuhnya padam. Sebanyak 10 unit pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan untuk memadamkan si jago merah.

Sekretaris Daerah Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo menuturkan, terkait penanganan terakhir upaya memadamkan api dengan menambah jumlah unit damkar dan mobil suplai air. “Kita perkuat menjadi 10 unit dengan meminta bantuan dari kabupaten Mojokerto, Jombang, Gresik, dan Sidoarjo,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, untuk memadamkan api, 10 unit damkar dibagi menjadi tiga sif. “Pembagian sif dilakukan supaya pembasahan sampah tidak terputus,” ujarnya.

Selain itu, juga didatangkan ekskavator untuk melokalisasi sampah yang terbakar dengan membuat parit di sekeliling sampah yang terbakar supaya tidak terjadi perluasan area yang terbakar.

“Selain itu, ekskavator digunakan untuk mengurai sampah yang belum terbakar supaya tidak ikut terbakar,” katanya.

Dengan dua metode itu maka dua hari terakhir ini telah dilakukan pembasahan secara maksimal. “Karena api itu adanya di permukaan serta di dalam gundukan sampah maka yang di permukaan dibasahi dari atas dan yang di dalam dengan menyuntikkan pipa ke dalam sampah, sehingga airnya kita masukkan ke dalam,” urainya.

Hasilnya, saat ini sudah ada pengurangan titik-titik api. Namun, belum sepenuhnya padam. “Ini akan kita lakukan terus hingga padam,” imbuhnya.

Terkait dengan dampak asap yang ditimbulkan, warga terdampak adalah warga yang tinggal di Perumahan The Suam. “Jumlahnya sekitar 70 hingga 90 KK, nanti kita cek lagi,” katanya.

Untuk meminimalisir dampak kebakaran, sejak kebakaran terjadi telah diterjunkan tim medis. “Saat ini telah didirikan dua posko kesehatan. Jika posko tidak memadai maka dirujuk ke ruma sakit,” ujarnya.

Selain itu juga didirikan dapur umum dengan menyediakan 1.250 bungkus makanan untuk relawan yang bertugas dan warga terdampak. “Makanan kita bagikan pagi, siang, dan malam,” tandasnya.

Terkait penyebab kebakaran, menurutnya, di dalam tumpukan sampah ada gas metan yang disertai panas yang tinggi akibat proses pengomposan. “Jadi, tanpa ada yang membakar, bisa terbakar sendiri,” katanya.

Gaguk berharap kebakaran di TPA Randegan segera berakhir. “Kalau kapan akan padam, kita tidak bisa pastikan. Namun, kita berharap secepatnya teratasi,” pungkasnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry