BOJONEGORO | duta.co – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menggelar operasi pasar minyak goreng murah yang dilaksanakan di Bakorwil Bojonegoro, Minggu (20/2/2022).
Khofifah mengatakan, sejak tanggal 19 Januari 2022, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) telah getol melakukan operasi pasar minyak goreng, yakni setelah ditetapkannya Harga Ecer Tertinggi (HET) oleh pemerintah sebesar Rp 14 ribu per liter untuk kemasan premium.
“ini adalah untuk yang kesekian kalinya Pemprov Jatim melakukan operasi pasar minyak goreng sejak pemerintah menetapkan HET,” ucapnya.
Dalam agenda kali ini, Pemprov mengalokasikan 4.000 liter minyak goreng, maksimal 2 liter yang dapat ditebus per orang dengan harga Rp 25 ribu.
“Per kepala maksimal hanya dapat membawa pulang 2 liter minyak goreng,” lanjutnya.
Pihaknya bersama Pangdam dan Kapolda telah berkunjung ke pabrik minyak goreng, dari kunjungan itu Pemprov mendapat pengakuan bahwa pabrik minyak goreng tidak mengurangi produksi. Per bulannya ada sekitar 63.000 ton minyak goreng yang diproduksi untuk menyuplai kebutuhan di Jatim.
“Kebutuhan minyak goreng masyarakat Jatim sendiri adalah 59.000 ton, berarti ada surplus produksi sebesar 4.000 ton minyak goreng,” imbuh Khofifah.
Tapi kenapa kenyataan di lapangan masih terjadi kelangkaan? Khofifah menyatakan bahwa terjadi ‘missing link’, dari Pemprov akan melakukan evaluasi secara lebih komperhensif agar kelangkaan minyak goreng ini dapat segera ditanggulangi.
“Beberpa eselon I dari Kementerian Perdagangan sekarang masih berada di Jatim guna mengkoordinasikan missing link ini ada di titik mana saja,” beber Gubernur Jatim perempuan pertama ini.
Operasi pasar yang dilakukan oleh Pemprov Jatim ini tak lain adalah untuk intervensi pasar, yakni dengan menjual minyak di bawah HET.
“Harapan kami adalah para bupati dan walikota akan melakukan hal yang sama, untuk bisa memberikan penguatan daya beli masyarakat di masing-masing daerah yang dipimpinnya,” pungkas mantan Menteri Sosial era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. (abr)
