WORKSHOP: Ning Ita bersama Choirul Anwar dan narasumber saat Workshop Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengingatkan bahwa dampak kekerasan terhadap laki-laki lebih mengerikan dibandingkan dengan kekerasan terhadap perempuan. Untuk itu, wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini meminta agar pencegahan kekerasan tidak hancur terhadap perempuan dan anak tapi juga terhadap laki-laki.

Hal ini disampaikan Ning Ita saat membuka Workshop Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang digelar Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Mojokerto di Pendopo Sabha Mandala Tama Pemkot Mojokerto Jalan Gajah Mada 145, Selasa (18/7/2023). Narasumber yakni psikolog dari Unesa.

“Kenapa hanya perempuan ya, apakah laki-laki tidak pernah menjadi korban kekerasan? Karena saya melihat akhir-akhir ini berita yang beredar justru korban kekerasan itu banyak sekali laki-laki yang diperlukan seperti perempuan,” ujarnya mengawali sambutannya.

Ning Ita menuturkan, berita yang terakhir beredar kasus di Jabar. “Karena masa kecilnya dia menjadi korban, akhirnya ketika dia dewasa, mirid-miridnya dijadikan mangsa menjadi korbannya dia,” tuturnya.

Kasus seperti ini, lanjutnya, sangat banyak terpublikasikan. Bisa jadi kasus serupa sudah ada jauh sebelumnya. “Faktanya di dalam Alquran sudah disebutkan, yakni kaumnya Nabi Lud. Hanya saja di zaman sekarang lebih mudah terpublikasikan dibandingkan zaman dulu,” katanya.

“Mungkin kita bisa usul, korban kekerasan itu tidak harus perempuan dan anak karena faktanya laki-laki banyak menjadi korban kekerasan. Dan akhirnya dia mencari pelampiasan orang lain untuk dijadikan korbannya,” tandasnya.

Menurutnya, secara psikologis pasti ada sesuatu. Traumatik di masa kecil menjadi korban, ketika dewasa mencari korban untuk diperlakukan yang sama ketika di masa kecilnya diperlakukan.

“Ini justru menjadi penyakit yang sangat membahayakan dan mengerikan. Kasus perceraian yang terjadi sampai ke pelosok desa, akibat laki-lakinya AC/DC, mau dengan perempuan dan mau juga dengan sesama jenis,” ungkapnya.

“Ini justru, bagi saya, lebih mengerikan karena pintu masuknya penyakit seksual HIV/AIDS yang belum ada obatnya berasal dari hubungan (seks) sejenis,” jelasnya.

Kenapa di dalam Alquran kaumnya Nabi Lud dilaknat oleh Allah hingga akhir zaman karena sejatinya dampak buruknya baru diketahui di zaman ini. “Munculnya penyakit menular seksual yang disebut HIV/AIDS itu munculnya dari sana. Dan sampai hari ini belum ada obat penyembuhnya,” katanya.

Wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menuturkan, dirinya pernah berkunjung ke Panti Asuhan Yatim Piatu Lentera di Solo. Di mana ada anak panti pengidap HIV/AIDS yang sudah ditinggal mati orang tuanya.

“Anak-anak tersebut terinfeksi HIV/AIDS dari orang tuanya. Tidak tahu dosa apa, tapi terlahir sudah dengan HIV/AIDS, ini miris sekali. Jadi, sejatinya lebih mengerikan korban yang laki-laki,” ungkapnya.

Sedangkan Kepala Dinsos P3A Kota Mojokerto Choirul Anwar mengatakan, workshop diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari Tagana, surveier, Kampung Siaga Bencana (KSB), dan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT).

“Maksud diselenggarakan workshop untuk meningkatkan SDM pilar-pilar sosial pada Dinsos P3A agar lebih berkompeten dalam memberikan pendampingan dan pertolongan pada korban kekerasan,” katanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry