Prof Ahmad Zahro - Pamndu Halaqah II Komite Khitthah di Tambak Beras, Jombang.

SURABAYA | duta.co – Prof Ahmad Zahro, pemandu acara Halaqah II Komite Khitthah yang digelar dzurriyah muassis NU bersama 99 kiai dari Jawa, Madura dan Sumetera mengaku kaget membaca berita di media online dengan judul “…. Anak Cucu Pendiri NU Desak PBNU Adakan Muktamar Luar Biasa.”

“Heran! Saya yang mendapat amanah memandu halaqah nahdliyyah Komite Khitthah, merasa heran. Sepetahuan saya tidak ada pembahasan MLB NU, apalagi keputusan atau tuntutan MLB. Tetapi kok berita media seperti itu?” demikian Prof Zahro kepada duta.co Kamis (15/11/2018).

Lebih heran lagi, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) ini juga tidak menemukan kalimat ‘MLM NU’ di sebuah draft yang ada. Begitu juga ketika mendengar isi jumpa pers yang dilakukan juru bicara Komite Khitthah (Cak Anam), juga tidak tersebut MLB NU.

“Lalu wartawan dapat dari mana? Terus terang, gerakan Komite Khitthah harus dilakukan dengan santun, tidak boleh dengan kegaduhan. Seluruh kegiatan dijalankan dengan akhlaqul karimah. Bahwa, benar, semangat serta keikhlasan peserta halaqah, ini memang sungguh luar biasa, tetapi, semua peserta memahami bahwa ikhtiar ini harus dilakukan dengan cara yang baik, MLB bukan domain Komite Khitthah,” jelasnya.

Bukan cuma Prof Zahro yang heran, sejumlah peserta juga mengaku bingung, mengapa berita yang muncul tuntutan MLB NU. “Berita detik.com dan tribunnews.com kok mirip. Kalau keliru, kok sama? Apa ini berita copy paste,” begitu salah seorang peserta dari Banyuwangi.

Beda dengan pandangan KH Nur Maemon, perserta dari Madura. Menurut Kiai Nur, berita MLB NU dari media online itu, di luar kemampuan kita, itu skenario Allah swt. “Kita tidak perlu repot membahasnya,” jelasnya sambil tersenyum.

Dalam pengamatan duta.co ada sedikit kelemahan wartawan dalam ‘menguping’ acara tersebut. Meski sudah diwanti-wanti pertemuan berjalan off the record, wartawan yang berada di luar, masih bisa mendengar suara di dalam. Kalimat MLB NU muncul ketika salah seorang peserta menjelaskan pertemuannya dengan almaghfurlah KH Aziz Masyhuri.

Intinya: “Saya telah sowan ke Almaghfurlah Kiai Azis Masyhuri (Denanyar, Jombang), beliau sangat sedih melihat PBNU sekarang. Beliau bahkan siap menggelar pertemuan, menghadirkan para kiai sepuh se-Indonesia untuk meluruskan. Tetapi, siapa nanti gantinya? Apa itu nanti namanya MLB atau apa, terserah,” demikian disampaikan salah seorang perserta.

Kisah ini, tentu, tidak masuk dalam bahasan. Dan, inilah barangkali yang terdengar oleh wartawan, sehingga mereka semangat membuat angle (sudut pandang) bahwa pertemuan mengusulkan digelarnya MLB NU. Atau ada skenario lain? Waalahu’alam. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry