MENYONGSONG : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Dr Muhadjir Effendi MSi, saat memaparkan arah langkah pendidikan menyongsong era industri 4.0 di UM (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan langkah konstruktif guna menyambut era industry 4.0. Diantaranya dengan menggulirkan program Digitalisasi Sekolah dan Up Skill peningkatan mutu guru. Alokasi anggaran hampir 1 Triliun dan telah disiapkan 2 Juta gawai untuk hal tersebut.

Hal diatas disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof Dr Muhadjir Effendy Msi. Ia menuturkan dalam seminar nasional yang secara khusus memaparkan mengenai ‘Arah Baru dalam Pengembangan Pendidikan Nasional’. Diselenggarakan di gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Senin (02/09/2019).

Menurutnya Pendidikan itu sebetulnya persoalannya berputar pada tiga hal saja, yakni kesesuaian tuntutan jaman, kuantitas, dan kualitas.

“Guna memenuhi relevansi ketersesuaian antara tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Maka kami telah menyiapkan program Up Skilling, yakni peningkatan kualitas guru yang kini berjumlah Tiga Juta Tujuh Belas Ribu,”” ungkap Muhadjir Effendy.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun telah mengalokasikan anggaran 720 Miliar dan telah disetujui oleh Menteri Keuangan 220 Miliar untuk peningkatan kualitas para pendidik ini. Hingga anggaran menjadi kurang dari satu Triliun tersebut untuk disebar ke zonasi untuk meningkatkan ketrampilan guru, terutama dalam bidang matematik, scient dan literasi.

Selain itu, lanjut Mendikbud, untuk mengatasi persoalan Pendidikan terutama dalam sisi kulitas dan kuantitas, ia akan menggulirkan program digitalisasi sekolah. Dimana praktinya nanti menggunakan teknologi informasi yang bekerjasama dengan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) untuk membangun digitalisasi sekolah mulai tahun ini. Sebentar lagi, sekolah-sekolah dibawah dalam satu jaringan Palapa Ring terutama wilayah Indonesia yang terjauh, tertinggal, terbelakang (3 T).

“Tahun ini akan dibagikan 2 Juta gawai khusus untuk wilayah 3 T. Nantinya secara bertahap anak sekolah di wilayah yang termasuk 3 T tidak akan lagi menggunakan buku, namun menggunakan gawai. Guru-gurunya dilatih untuk menguasai,”” ujarnya.

Portal Rumah Belajar, Gratis Berkualitas

Guna menyukseskan program digitalisasi, pihaknya telah mempersiapkan konten portal pembelajaran yang membutuhkan waktu 2 tahun untuk membangunnya. Portal ‘Rumah Belajar’ yang merupakan platfrom digital Kemendikbud resmi, mengaksesnya gratis. Kontennya lengkap, mulai PAUD, SMA/SMK, dan semua bidang. Dalam portal ini guru juga bisa berinteraksi, para pendidik ini juga diberi ruang untuk bebas mengunggah bahan ajar di Portal pendidikan ini.

“Banyak Portal berbayar, meski gratis namun saya menjamin, Portal Rumah Belajar kualitas tidak kalah,” tandasnya.

Dengan dicanangkan Digitalisasi Sekolah di daerah 3 T, yang selanjutnya akan menggunakan BOS Afirmasi dan BOS Kinerja akan ditingkatkan 300 % untuk digitalisasi seluruh sekolah di Indonesia. Menurut Menteri yang pernah menjadi Rektor, ini merupakan arah baru pendidikan, karena kita tidak bisa mengabaikan perkembangan teknologi yang sedemikian maju.

Pemerintah Serius Menggarap PAUD

Menteri yang lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang ini memang terlihat mengusai benar secara detil kebutuhan kedepan arah pendidikan. Terlebih ia juga telah menyiapkan program Basic Education. Dimana program ini akan diawali dengan pencanangan 1 desa 1 Pendidikan Anak Usia Dini (Paud). Alokasi dana untuk program Paud pun telah disiapkan senilai 4 Triliun. Yakni dengan Bantuan Operasional Paud (BOP) yang tahun ini naik menjadi 6 Triliun lebih. Inilah bentuk perhatian Pemerintah terhadap guru Paud, karena pendidikan sebentar lagi akan dimulai dari Paud.

“Saya menyampaikan kepada Bapak Presiden, Revitalisasi SMK tidak akan jalan jika tidak langsung menyentuh akar pendidikan paling bawah yakni PAUD,”” ujar Muhadjir Effendy.

Dalam paparannya Mendikbud juga menyinggung bonus demografi yang menimbulkan tantangan pada dunia pendidikan. Hingga dibutuhkan perubahan paradigma menuju dimensi baru yang membekali kecakapan abad 21 melalui literasi, karakter dan kompetensi. Hal itu semua untuk menyambut pendidikan dan mempersiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi era industri 4.0.

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, dijelaskan mengenai kebijakan pendidikan nasional yang harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan. Serta peningkatan mutu juga relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perubahan lokal nasional maupun global. Hingga perlu pembaharuan pendidikan secara nasional terarah serta berkesinambungan.

Mendikbud juga menyinggung bonus demografi, yang pada puncaknya jumlah usia produktif dengan rentang umur 17 sampai 60 tahun, akan mencapai 180 Juta orang. Dibanding penduduk usia tidak produktif yakni dibawah 17 tahun, dan diatas 60 tahun keatas, mencapai jumlah 60 Juta manusia.

“Maka untuk menjadi negara maju, usia produktif harus benar-benar produktif bekerja. Jangan sampai kita menjadi negara yang terjebak dalam kapital menengah. Tidak bisa maju , namun peluang untuk menjadi terbelakang justru lebih besar,”” ungkapnya.

Sebelum mengakhiri uraiannya, Mendikbud mengajak mencari solusi permasalahan pasca bonus demografi yang juga harus diperhitungkan. Semakin tua umur dari para usia produktif, dimana usia tidak produktif yang diperkirakan 40 Juta penduduk, akan menanggung 180 Juta orang yang sudah menjadi non produktif.dah

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry