Gubernur Jatim Soekarwo menangis di podium di hadapan SBY pada puncak HPN 2017 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu siang (29/3/2017). (duta.co/wiwiek wulandari)

SURABAYA | duta.co –  Gubernur Jawa Timur Soekarwo menangis di atas panggung disaksikan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan sambutannya pada puncak acara Hari Pers Nasional 2017 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu siang (29/3/2017). Tanpa malu-malu pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengaku terharu karena kedatangan SBY.

“Saya ini ‘gembeng’ (mudah menangis), apalagi melihat Pak SBY hadir di Surabaya,” ujar Pakde Karwo. Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu berterima kasih karena SBY bersedia hadir atas undangan PWI Jatim.

“Saya tidak banyak sambutan, hanya mengucapkan itu saja. Sekali lagi, terima kasih Pak SBY kehadirannya karena memang masyarakat rindu bapak,” ucapnya.

Tidak lebih dari dua menit Pakde Karwo berdiri di podium. Sebelum turun, dia sempat menyeka air matanya dengan sapu tangan dan selanjutnya mendatangi kursi SBY serta menyalaminya.

Pemandangan itu membuat ratusan undangan yang hadir, termasuk sejumlah kepala daerah memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan panjang sembari berdiri.

Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo mendapat penghargaan sebagai kepala daerah paling inovatif. Sedangkan SBY hadir untuk menerima Anugerah Prapanca Agung. Sejumlah penghargaan juga diberikan kepada individu berprestasi. Antara lain tokoh nasional seorang pengusaha sukses asal Surabaya sekaligus “owner” Mayapada Group Dato Sri Tahir, dan anggota DPR RI asal Fraksi Partai Golkar Ridwan Hisjam.

Di sela acara juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PWI Jatim dan Pimpinan Mayapada Group senilai Rp 500 juta untuk pendidikan wartawan yang tergabung di PWI Jatim, serta sejumlah universitas ternama di Surabaya tentang kerja sama di bidang pendidikan untuk wartawan.

SBY pada kesempatan itu meminta pers dan media massa supaya tak terlalu partisan atau berpihak. Tujuannya, supaya pers dan media bisa menjadi salah satu pilar demokrasi, penegak kebenaran dan keadilan, serta mengekspresikan suara rakyat dan mengontrol kekuasaan serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Agar kualitas demokrasi semakin baik, maka pemberitaan di media juga harus objektif dan faktual, bukan hoax dan bad news. Harus fair and balance serta tidak terlalu partisan,” kata SBY saat memberikan orasi kebangsaan. ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry