ORASI: Koordinator aksi unjuk rasa Sujono, tengah berorasi depan pintu masuk Mapolres Madiun. Mereka menuntut perobohan tugu pesilat agar dihentikan. (Foto: Agoes Basoeki)

MADIUN | duta.co – Aksi unjuk rasa massa dari Forum Koordinasi Pecinta Budaya (Forkopinda) Kabupaten Madiun berjumlah 100 orang lebih, membuat Jalan Soekarno-Hatta, Kota Madiun, ditutup, Rabu (27/9/2023). Mereka menuntut perobohan Tugu Pesilat dihentikan, karena dijalankan penuh paksaan.

Unjuk rasa juga dikawal aparat TNI dan Brimob berjalan damai. Meski, massa mengancam melakukan unjuk rasa hingga sore. Orasi diselinggi yel-yel penolakan diteriakkan massa duduk depan Mapolres Madiun.

Massa membawa truk angkut sound sistem dan puluhan motor langsung parkir depan pintu masuk Mapolres Madiun. Aparat dari Polres Madiun Kota ikut mengawal massa, sedangkan aparat Polres Madiun siaga dipintu masuk.

Begitu tiba depan pintu masuk Mapolres Madiun, sekitar pukul 09.30, Sudjono koordinator aksi melakukan orasi. Dalam orasinya meminta Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo mundur, aksinya melakukan perobohan tugu pesilat.

“Jika perobohan tugu masih diteruskan, kami berencana lakukan gugatan hukum. Kami pasti melawan. Kami juga mendesak Kapolri memutasi Kapolres Madiun,” ujar Sujono disambut teriakan massa.

Terpisah, Kapolres Madiun mengatakan desakan massa agar menghentikan perobohan Tugu Pesilat bukan dilakukan di wilayah hukum Polres Madiun saja. Tapi, seluruh wilayah di Jatim, hingga pekan lalu sebanyak 475 tugu dirobohkan. Lalu, di Polres Madiun sebanyak 77 tugu dirobohkan, soal rencana gugatan hukum dipersilahkan. Dalam perobohan tugu, khusus berada di fasilitas umum tidak ada pemaksaan dengan mengandeng kepala desa, tokoh pesilat setempat dan lainnya.

“Silakan saja lakukan gugatan hukum. Itu hak semua warga negara,” ujarnya singkat. Dilaporkan, aksi unjuk rasa membubarkan diri pukul 12.00 dengan damai. (ags)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry