Foto atas: Santri TPQ Al-Ikhlas dan (foto bawah) Graha Alquran masih butuh sentuhan pembangunan. (FT/MKY)

SIDOARJO | duta.co – Menyambut Ramadhan 1444 H dan Pelepasan 12 Santri Lulus Methode At-Tartil, maka, ratusan santri TPQ (Taman Pendidikan al-Quran) Al-Ikhlas, Ahad (12/3/23) menggelar sholawatan, doa bersama dan Khotmil Quran.

“Insya-Allah ini menjadi tradisi setiap jelang Ramadhan dan Pelepasan Santri yang dinyatakan lulus dari methode At-Tartil,” demikian Ustadzah Daniati, Kepala TPQ Al-Ikhlas yang berada di kawasan Perum Graha Permata Sidorejo Indah (GPSI), Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo saat mendampingi para santrinya.

Menurut ustadzah Nia, demikian ia akrab dipanggil, masa depan anak-anak ini harus kita kawal ketat, karena pengaruh kehidupan sekarang sudah sangat membayakan. Terutama terkait pemahaman agama. “Di satu sisi, kita mendengar banyaknya lembaga (hafalan) Alquran. Tetapi belum teruji sanad (sandaran) keilmuannya. Di sisi lain gempuran teknologi begitu masif , ini bisa menggiring anak-anak kita jauh dari akhlaqul karimah,” jelasnya.

Masih menurut ustadzah Nia, modernisasi memang tidak mungkin ditolak. Tetapi, bagaimana kita mengendalikan modernisasi sehingga berdampak baik kepada anak-anak kita. “Jika tidak, maka, modernisasi hanya akan menghasilkan madlorot (kerusakan). Karena itu, ustadz dan ustadzahnya harus memahami kondisi ini,” terangnya.

Mau tidak mau, tambahnya, kita tidak bisa mengandalkan teori klasik. “Kalau santri dulu, mudah diarahkan. Sekarang, butuh kecerdasan tersendiri. Ustadz-ustadzahnya tidak boleh kuper (kurang pergaulan), istilah anak sekarang tidak update. Dengan demikian, fasilitas Gedung TPQ harus ada dan representatif, jika perlu ada multi media untuk mengiringi mereka,” tegasnya.

Ustadzah Nia juga berpesan kepada seluruh pendidik, agar tidak bosan-bosan mendo’akan anak-anak kita. Doa para ustadz ini sangat penting, karena yang bisa membuka hati anak-anak kita adalah Allah SWT. “Doa guru kepada muridnya, itu ibarat doa Kanjeng Nabi kepada umatnya. Jangan pernah berhenti mendoakan anak-anak kita,” tuturnya.

Tunggu Gubernur

Pembangunan Graha Alquran TPQ Al-Ikhlas, memang, sudah mereka mulai. Gedung dua lantai itu belum termanfaatkan karena kondisinya belum memungkinkan. Wali santri juga berharap segera terselesaikan.

“Kita sudah ajukan ke Pemprov Jatim. Alhamdulillah pengajuan tahun 2021 itu sudah masuk daftar tunggu tertanggal 22 Juni 2022,” demikian Mokhammad Kaiyis Ketua RW-10, Perum GPSI.

Menurut Kaiyis, Panitia Pembangunan Graha Al-Ikhlas itu, berada di bawah Yayasan Bina Graha Al-Ikhlas. “Panitia sudah mengajukan ke Pemprov Jatim bantuan anggaran untuk menyelesaikan gedung tersebut. Nanti, kita tanyakan kira-kira ada atau tidak? Kalau ada, kira-kira kapan? Kalau tidak ada, apa yang harus kita lakukan?,” tambahnya.

Ketua Panitia Pembangunan Graha Alquran TPQ Al-Ikhlas, tambahnya, sudah melakukan pengecekan ke Pemprov. “Ketua Panitia, Bapak Hartono S.Kom, sudah melakukan pengecekan. Semoga segera ada jawaban, sehingga bangunan itu tidak mangkrak. Tanah wakaf dari Bapak Manshur bisa kita maksimalkan manfaatnya,” pungkasnya. (lu)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry