Tampak H Muslih HS dalam sebuah acara. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Ketua IKA (Ikata Alumni) GP Ansor Jawa Timur, H Muslih HS merasa heran dengan dunia perpolitikan kiai Jawa Timur, khususnya menghadapi Pilgub 2018.

“Katanya ingin gubernur NU? Sekarang sama Gusti Allah sudah dijamin, melalui kedua cagubnya kader NU, sehingga siapa pun yang menang, gubernur Jatim seratus persen NU. Lho kok masih gerundel, yang ini, yang itu,” jelas Muslih kepada duta.co, Selasa (26/6/2018).

lebih dari itu, nahdliyin Jatim diberi ‘paket istimewa’ dengan tampilnya Khofifal-Emil. Artinya, bukan hanya gubernur, wakil gubernurnya juga kader NU tulen. Dengan begitu posisi gubernur semakin aman, tidak mudah ‘dicuri’ orang.

“Karena sekarang ini banyak manuver politik melempar kasus untuk menaikkan wakil dengan membunuh karakter gubernur. Komposisi Khofifah-Emil, menjadikan aman seratus persen,” jelasnya.

Masih menurut Cak Muslih, panggilan akrabnya, yang sulit dinalar adalah ketika ada oknum-oknum pengurus NU yang menolak pasangan Khofifah-Emil dengan alasan agar suara NU utuh. Apalagi alasan ini suara kiai-kiai. “Kalau benar, kiai ini (yang menolak Cagub-Cawagub kader NU Khofifah-Emil red.), aneh. Katanya minta gubernurnya NU, sekarang diberi, bahkan sama wakilnya NU tulen, kok malah ‘muntah’. Ada apa ini?” jelasnya sambil tersenyum.

Menghadapi kondisi aneh ini, kata Cak Muslih, kader NU termasuk IKA Ansor harus turus serta mengingatkan. Apalagi menyaksikan kenyataannya, tidak adanya kader NU yang berani bicara menyaksikan pembelokan politik tersebut.

“Dengan adanya IKA Ansor, bagi teman-teman yang sudah purna dari kepengurusan dan tidak tertampung di kepengurusan NU di semua tingkatan, masih bisa mengabdi. Minimal melalui IKA Ansor kita bisa urun rembug, menyampaikan keprihatinan melihat manuver politik oknum pengurus NU yang semakin tak terkendali ini,” tegasnya.

“Melalui IKA Ansor kita jaga organisasi GP Ansor dan NU agar tidak menjadi kuda tunggangan politik seseorang. Kalau IKA Ansor memilih berjuang memenangkan Khofifah-Emil, itu semata-mata karena pasangan inilah yang bobot ke-NU-annya jelas. Kalau ada warga NU menggebu-gebu pilih yang lain, pasti motifnya bukan karena NU. Percayalah!” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry