COVID : Rombongan Komisi C saat sidak di Posko Isolasi Mandiri di Kelurahan Tempurejo (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Berdasarkan rilis dikeluarkan Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Kediri dijelaskan dua karyawan Golden Swalayan yang dikabarkan reaktif saat dilaksanakan sampling rapid test pada Senin (18/5) malam, pada hari ini kembali diambil sampel darahnya oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan Kota Kediri.

“Tadi pagi kami melakukan rapid test ulang, dengan dua alat yang berbeda. Dari rapid test dengan dua alat pembanding ini hasilnya non reaktif. Alat rapid test ini juga beda dengan yang semalam, karena hasilnya masih samar,” jelas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, dr. Fauzan Adima M.Kes, Selasa (19/5).

“Maka jangan tergesa-gesa menyebar berita karena tidak bisa menentukan orang positif atau negatif Covid-19 hanya dari rapid test. Teman-teman media juga harus bijak dalam memberitakan,” tambah Fauzan. “Semua informasi soal Covid-19 harus bersumber dari gugus tugas, karena koordinasinya harus ke provinsi dan pemerintah pusat. Jangan sampai media memberitakan dari sumber yang tidak bisa dipercaya. Masyarakat juga jangan menelan mentah-mentah informasi yang banyak beredar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan” tegas Fauzan.

Lalu bagaimana dengan rilis sebelumnya, bersumberkan akun @Harmoni Kediri, pernyataan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, menyebutkan hasil rapid test klaster Tulungagung menyatakan hasil positif bukan reaktif. Sesuai  rekaman video 6 Mei 2020 atas kasus dua orang dari Lingkungan Dadapan Kelurahan Tinalan dan Kelurahan Bandar Lor, https://www.facebook.com/HarmoniKediri/videos/240374533967653/?t=22.

Kemudian juga terdapat pernyataan ketua gugus tugas pada rekaman video tanggal 9 Mei 2020 berdasarkan sumber yang sama dari akun resmi milik Pemerintah Kota Kediri. Menyatakan Puskesmas Pesantren menemukan satu pasien reaktif atau positif dari klaster tulungaung dimana orang tersebut tinggal di Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren https://www.facebook.com/HarmoniKediri/videos/596160704321595/?t=20.

Atas simpang siurnya informasi ini, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri, Ashari .SE menyarankan agar Wali Kota Kediri agar terbuka memberikan informasi dengan baik dan benar serta tidak menyudutkan salah satu media dengan menjunjung tinggi Keterbukaan Informasi Publik bagi pewarta. Bahwa informasi disampaikan tentunya juga bersumber dari gugus tugas, bila kemudian harus memakai istilah reakif atau non reaktif dalam pemberitaannya, tentunya selaku ketua gugus tugas juga menyampaikan sejak awal wabah pandemi ini terjadi.

“Jujur saja itu dasar kenapa tadi kami dari Komisi C melakukan kunjungan ke lokasi setelah sebelumnya digelar RDP dengan satuan kerja terkait penangganan Covid-19. Bahwa masyarakat apakah tahu istilah reaktif atau non reaktif? Lalu apakah telah terkonfirmasi positif kemudian segera dilakukan evakuasi bukan hanya isolasi mandiri. Temuan lagi apakah segala kebutuhan dasar warga telah dipenuhi bila kemudian tidak ingin terjadi kucing-kucingan,” ucap Pak Raden, sapaan akrab Wakil Ketua Komisi C dari Fraksi Demokrat. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry