HARMONI : Wali Kota Kediri Mas Abu saat menghadiri rapat kerja PSDKU (humas / duta.co)

KEDIRI | duta.co – Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang membuka Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Kota Kediri menggelar rapat kerja, Kamis (9/1) bertempat di Hall Grand Surya Hotel. Kegiatan ini guna menyusun program kerja di tahun 2020.  Diharapkan program yang akan dijalankan dapat mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Kediri diangka 81,42 pada tahun 2024, serta menumbuhkan UMKM dan perekonomian di Kota Kediri.

Harapan di atas disampaikan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat menghadiri rapat kerja tersebut. Wali kota meminta PSDKU Polinema tidak hanya mendorong dari sisi pendidikan tetapi juga membantu pengembangan UMKM melalui teknologi informasi atau alat produksi. Serta turut berkontribusi melalui program pengabdian kepada masyarakat.

“Besar harapan saya kita bisa berkolaborasi yang seutuhnya antara pemerintah, lingkungan industri, dan kampus. Saya berikan contoh kontribusi yang dilakukan UNISKA dengan mengembangkan Kampung Keren di Kota Kediri. Mereka berkolaborasi dengan warga membuat ini dan semua orang bisa melihat proses pembuatan tahu. Tidak perlu mahal-mahal berikan saja ilmu yang bermanfaat,” ujarnya.

Selain itu juga turut berkontribusi terhadap perekonomian di Kota Kediri. Sesuai arahan Presiden masyarakat harus diedukasi menjadi enterpreneur . Polinema bisa memanfaatkan gedung Kampus I untuk dibuatkan lab dan UMKM di Kota Kediri akan diarahkan masuk ke lab dan inkubator dimana yang menginkubasi adalah dari Polinema.

“Saya bersama teman-teman di Pemda berpikir bahwa kita sebenarnya bisa berkolaborasi dengan bagus untuk masyarakat kita. Bapak ibu bisa meletakkan mahasiswanya untuk men drive masyarakat agar mereka lebih struggle dan bankable juga. Jadi ketika ada perubahan mereka tidak jatuh dan bisa taking profit sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.

Wali kota melanjutkan Kota Kediri telah memiliki potensi yang banyak, seperti pertumbuhan ekonomi dengan industri tembakau sebesar 5,42 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa industri tembakau berada di angka 7,02 persen pada tahun 2017 dengan adanya brexit, perang dagang Cina Amerika terkoreksi diangka 5,82 persen.

“Kita berkomitmen untuk pertumbuhan ekonomi tanpa tembakau terus meningkat. Saya target, di tahun 2024 pertumbuhan ekonomi tanpa tembakau mencapai 7,2 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan tembakau mencapai 6,60 persen. Kita juga jaga inflasi jangan sampai diangka 2 supaya masyarakat bisa saving money . Sehingga masyarakat kita cenderung memiliki daya beli dan investasi yang baik. Salah satunya investasi pendidikan dengan menyekolahkan anaknya. Jadi tidak memberikan harta tetapi memberikan ilmu,” jelasnya.

Kemudian dilihat dari posisinya, Kota Kediri strategis berada tepat di tengah-tengah Kabupaten/Kota se-Eks karisidenan Kediri dan memiliki potensi pengunjung mencapai 1,5 hingga 2 juta per hari. Perkembangan perekonomian di Kota Kediri selama ini baik. Dulu perekonomian di Kota Kediri berbasis manufaktur lama yaitu gula dan kini ekonomi kota kediri berbasis manufaktur baru yakni rokok dan masih mendominasi.

Sedangkan untuk saat ini dan ke depan, ekonomi Kota Kediri diarahkan berbasis jasa. Seperti halnya pendidikan, layanan kesehatan, perhotelan dan perbelanjaan. “Banyak sekolah favorit dan kampus-kampus yang ada di Kota Kediri. Ada UB Kediri, SMA Taruna Brawijaya, IAIN di Rejomulyo, UNISKA, UNIK, UNP, IIK dan beberapa sekolah kesehatan lainnya. Itu merupakan wujud komitmen kami di bidang pendidikan,” imbuhnya.

Rapat kerja yang diselenggarakan mulai tanggal 9-11 Januari ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas Eka Afnan Troena, Ketua Senat Tundung Subali Patma, Direktur Polinema Awan Setyawan, Koordinator PSDKU Polinema R.Edy Purwantoro, plt. Asisten Administrasi Umum Chevy Ning Suyudi dan para rektor perguruan tinggi di Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry