Naufal Ashari dan Lalu Muhammad Ihsan Rabbani asal MTs Sayang Ibu, Nusa Tenggara Barat. Inovasi: ACER P2IO (Alat Cerdas Penebar Pakan Ikan Otomatis). (FT/KMNG)

JAKARTA | duta.co — Inovasi siswa madrasah ikut memeriahkan Indonesia Science Expo (ISE) 2017 yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Bertempat di Balai Kartini, Expo yang berlangsung dari 23 – 26 Oktober 2017 ini diselenggarakan dalam rangka peringatan ulang tahun LIPI ke-50.

ISE diisi ratusan pameran hasil riset para pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Hasil-hasil riset tersebut dilombakan, dinilai oleh para juri profesional, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pantauan di lokasi, Kamis (26/10), ada 10 tim yang menjadi finalis pada ISE 2017. Mereka berasal dari tujuh madrasah. Empat tim menjadi finalis kluster National Young Invention Award (NYIA). Lima tim finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR). Semantara 1 tim menjadi finalis pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Mereka terpilih setelah melewati tahapan seleksi  dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Berikut data finalis ISE dari tim madrasah:

Kategori NYIA

  1. Naufal Ashari dan Lalu Muhammad Ihsan Rabbani asal MTs Sayang Ibu, Nusa Tenggara Barat. Inovasi: ACER P2IO (Alat Cerdas Penebar Pakan Ikan Otomatis). 
    Latar belakang: banyaknya kolam ikan di lingkungan Madrasah Sayang Ibu terkadang membuat repot siswa-siswinya dalam memberi pakan ikan, karena aktivitas madrasah padat. Lalu muncul ide membuat alat penebar pakan ikan.
    Komponen alat: 1. Tabung untuk pakan, 2. Mulut alat sebagai jalan keluarnya makanan, 3. Penyangga dan pelontar pakan ikan, dan 4. timer untuk mengatur waktu pemberian ikan. Dengan alat ini, siswa-siswi tidak perlu keluar kelas berlarian memberikan makan ikan. Produksi alat ini kira-kira menghabiskan dana sekitar 178 ribu.
  2. Muhammad Ikhsan dan Agung Pratama asal MTsN 6 Slemen, DI Yogyakarta. Inovasi: “Bamboo Dryer” Solusi Pengering Bantu. Latar belakang: Penciptaan alat ini berangkat dari lingkungan mereka hidup. Di Sleman, banyak pengrajin bambu. Untuk mengeringkan produk bambu dalam musim panas saja membutuhkan waktu 2 minggu. Dan kalau musim hujan membutuhkan waktu 3 minggu. Namun, dengan alat ini, produk kerajinan dari bambu bisa dikeringkan dalam waktu rata-rata 5 menit. Dengan demikian, alat ini mampu meningkatkan produktivitas pengkrajin bambu.
  3. Haidar Azzamuddin dan Rizka Fajriana Putri R dari MAN 3 Malang. Inovasi: “Dalle”. Alat ini merupakan implementasi dari teori ‘Tonggeret sebagai Teknologi Prediksi Cuaca yang Akurat dan Spesifik’. Alat ini merupakan alat perekam dan pengolah suara Tenggeret yang kemudian menjadi data-data yang bisa memberikan informasi tentang prediksi cuaca, yang terdiri dari filter frekwensi, penguat voltase, analog 2 digital, mikrokontroler dan layar LCD. Alat ini sudah diuji coba selama beberapa tahun dan menghasilkan 700an data dengan tanpa kemelesetan sama sekali.  Bila diproduksi, alat ini diprediksi akan menghabiskan biaya sekitar 250-300.
  4. Abdul Malik Pamasengi dan Muhammad Irsahadulrizal asal MAN Insan Cendekia Gorontalo. Inovasi: “Prototipe Pergerakan Angin Buatan”.

Kategori LKIR
5. Ardilla Ayu Shamina dan Forda Aqilatul ‘Izza asal MTsN 1 Kota Malang.  Karya ilmiah: “Nano-BIOF7 (Biofungisida dari Ekstrak Buah Bintaro/Carbera manghas Berbasis Nanoteknologi untuk membasmi penyakit embun tepung pada tanaman apel sebagai upaya pmeningkatkan komoditas produksi apel Malang).”

6. Ahmad Surya Nur Amin dan Angga Pratama asal MAN 1 Samarinda. Karya ilmiah: “Kajian Populasi dan Habitat Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris Gray, 1866) Untuk Mendukung Konservasinya”. Latar belakang: Berangkat dari semakin sedikitnya jumlah ikan pesut di sungai Mahakam, penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab-penyebabnya. Salah stau penyebabnya (65%) adalah terjerat ranggae (jala ikan yang ditanam). Ketika ikan pesut terjerat ranggae, ia tidak bisa mengambil udara di permukaan laut dan akhirnya mati.  Oleh sebab itu, hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pihak yang berwenang (pemerintah atau lembaga konservasi) untuk mensosialisasikan tentang tata cara pemasangan rangae yang benar dan tidak mengganggu  atau membunuh ikat pesut.

7. Laila Rahmawati dan Ulyatul Mawaddah asal MA Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo Jawa Timur. Karya ilmiah: “Modifikasi Mikrostruktur Fe4N Rendah Cr Berbasis Hidrofobik Antibakteri pada Permukaan Alat Bedah Medis dengan Menggunakan RF-DC Plasma Nitrogen”. Penelitian ini menghasilkan alat bedah yang termodifikasi dengan zat-zat kimia tertentu sehingga bisa meminimalisir infeksi pada pasien bedah.

8. Muhammad Abdul Majid dan Windy Vinata Rahayu dari MAN 2 Kudus Jawa Tengah.  Karya ilmiah: “Aktivitas Inhibisi ?-Glukosidase dan Uji Fitokimia dari Buah Palem Ekor Tupai (Wodyetia bifurcata)”. Latar belakang: Banyaknya buah pale, ekor tupai di halaman MAN 2 Kudus menarik perhatian mereka untuk meneliti. Sebenarnya kandungan apa saja yang ada di dalam buah palem ekor tupai ini. Setelah diekstrak dengan melalui tahapan-tahapan tertentu, buah ini memiliki kandungan zat-zat kimia yang bisa digunakan untuk penangkal penyakit radikal bebas, diabetes dan penyakit-penyakit lainnya akibat ketuaan.

9. Arif Kusuma Firdaus dan Nadia Alfi Syarifah asal MAN 3 Malang. Karya ilmiah: “Analisa Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Pola Suara Tenggeret dalam Memprediksi Cuaca Lokal: Cerah, Berawan, Hujan Ringan, Hujan Medium, Hujan Deras, Hujan Deras disertai Angin dan Prediksi Badai.” Latar belakang: Berdasarkan penelitian terdahulu, Tenggeret bisa menjadi bioindikator perubahan cuaca lokal yang akurat. Namun, belum ada penelitian yang membahas hubungan iklim mikro dan perubahan cuaca dengan perubahan frekwensi dan aplitudo yang merupakan komponen suara tenggeret. Penelitian ini berkesimpulan bahwa 1) suara tenggeret memiliki nilai kisaran 2200-7000 Hz dan antara 7000-14200 Hz. Sedangkan amplitudo suara tonggeret bervariasi, 2) Iklim mikro memiliki hubungan dengan perubahan frekuensi dan jumlah echeme tonggeret, namun tidak berhubungan dengan nilai amplitudo dan 3) frekuensi dan amplitudo suara tonggeret tidak memiliki hubungan dengan perubahan cuaca yang terjadi. Jumlah echeme suara tonggeret memiliki hubungan dengan perubahan cuaca yang terjadi.

Kategori OPSI

10. Haidar Azzaimuddin dan Rizka Fajriana PR dari MAN 3 Malang. judul penelitian: “Efikasi Jamu Pepaya Jantan dalam Pengobatan Penyakit Malaria Stadium Akhir (Tinjauan Immunoprofiling dan Mortalitas Mencit Balb/C).”
Hasil: penelitian ini menghasilkan ekstra daun pepaya jantan yang berpengaruh posistif terhadap imunitas bawaan sehingga mampu menghilangkan penyakit malaria bahkan sampai yang sudah stadium akhir. Ekstrak daun pepaya jantan ini sudah diujicobakan ke mencit. Perlu uji-uji klinis selanjutnya agar ekstrak daun pepaya jantan ini bisa digunakan manusia. (Hamam,kmn)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry