(ka-ki) Alvarezi, Reizo, Kartika, Afnan dan Wahyu Reizo, mahasiswa Unair yang meraih Gold Medal di Ajang NASPO. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menyabet gold medal dalam ajang Nasional Applied Science Project Olympiad (NASPO).

Anggota tim ini dipelopori oleh Kartika Devina Putri asal Fakultas Kedokteran (FK), Afnan Nadhir, Wahyu Damar Iswara, Reizo Nararya Alinandito dan Muhammad Alvarezi Usamah Akrim yang berasal dari Fakultas Teknologi Maju Multidisiplin (FTMM).

Dalam ajang yang dihelat oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), Kartika mengungkapkan ia bersama timnya mengusung inovasi bertajuk “I-RAS (Indonesian Robot As a Service With Subscription) : Transformasi Wajah Industri Indonesia dengan Layanan Robot Berlangganan”.

Kartika dan tim mengusung I-RAS sebagai konsep model bisnis modern yang menggunakan robot dengan prinsip berlangganan. I-RAS berperan sebagai distributor yang menghubungkan produsen robot dengan konsumen di sektor industri.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa keberhasilan I-RAS terletak pada penerapan prinsip ekonomi berbagi, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas kinerja. Sehingga, menurutnya website dan aplikasi digital yang dihasilkan dapat mempermudah penggunaan produsen dan konsumen melalui sistem berlangganan.

“Dengan mengintegrasikan prinsip berlangganan, sistem ini mengatasi ketidakefisienan penggunaan tenaga kerja manusia. Sebagai distributor yang mempertemukan produsen dan konsumen, I-RAS membuka peluang bagi pertumbuhan industri melalui pemanfaatan teknologi robotik,” ulas mahasiswi FK Unair itu.

Kartika menilai inovasinya dapat membawa kontribusi positif terhadap efisiensi dan perkembangan sektor industri di Indonesia. Khususnya, dalam mencapai target digitalisasi Industri di masa mendatang.

“Gagasan ide ini menekankan pada output aplikasi sebagai distributor yang menghubungkan produsen robot dan konsumen di sektor industri. Oleh karena itu model bisnis layanan robot berlangganan ini menjadi sebuah solusi bagi sektor industri di Indonesia dalam meningkatkan efisiensi biaya, waktu, serta kualitas produk,” jelasnya.

Memenangkan ajang bergengsi bukanlah hal yang mudah, Kartika dan tim kerap mengalami tantangan dalam penyesuaian waktu, mengingat mereka memiliki perbedaan kesibukan. Walaupun demikian, hal itu tak menyurutkan semangat lima ksatria UNAIR itu untuk menggagaskan ide yang out of the box.

Kartika dan tim mengaku sangat bersyukur dapat mengikuti ajang bergengsi ini dan mengharumkan nama Universitas Airlangga di Tingkat Nasional. Lebih lanjut, Kartika berharap konsep model bisnis ini dapat diimplementasikan secara nyata dengan kolaborasi antara tim peneliti, dosen, subjek pelaku, serta pemerintah terutama di sektor industri.

 “Dengan kolaborasi tersebut, transformasi sektor industri Indonesia dapat melaju ke ranah digitalisasi dengan menggunakan teknologi. Sehingga, hal ini dapat menjadi salah satu faktor pendukung agar tingkat perekonomian di Indonesia semakin meningkat dengan pesat,” tutup Kartika. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry