ATM BERAS: Seseorang sedang mengambil beras dari mesin ATM beras di Kompleks Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung.
ATM BERAS: Seseorang sedang mengambil beras dari mesin ATM beras di Kompleks Masjid Salman, Jl Ganesha, Kota Bandung.

JAKARTA | duta.co – Masyarakat miskin bisa mengambil beras cuma-cuma dengan memakai anjungan tunai mandiri (ATM) beras. Hal itu tengah dikembangkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)  untuk memudahkan layanan bagi masyarakat miskin.

“Pprogram ini merupakan inovasi dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat miskin. Bahkan, mesin yang digunakan di ATM beras merupakan karya anak bangsa, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB),” kata  Ketua Baznas Bambang Sudibyo saat meluncurkan Program ATM beras di Gedung Arthaloka, Selasa (17/1).

Baznas lanjut Bambang berkomitmen mengadopsi sebanyak mungkin gagasan layanan dari masyarakat untuk membantu masyarakat kurang mampu. Dan melalui ATM Beras yang baru saja diluncurkan, masyarakat miskin diharapkan akan lebih mudah mendapatkan bantuan beras dari titik-titik lokasi ATM beras.

Peluncuran ATM beras itu sendiri diselenggarakan dalam rangkaian Milad Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ke-16.  Saat peluncuran, mesin yang digunakan merupakan prototype dari mesin ATM beras yang akan segera dipasang di 10 titik di Jabotabek, salah satunya yang ada di Kantor Baznas Kebon Sirih. Selain itu,  sembilan mesin ATM beras yang lain akan ditempatkan di masjid-masjid yang bekerja sama dengan Baznas.

Tiap unit ATM beras memiliki kapasitas penampungan beras sebanyak 230 liter, yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 120 kepala keluarga (KK) yang telah terverifikasi. Sedangkan, setiap unit ATM beras akan diisi ulang oleh Baznas setidaknya sebanyak delapan kali dalam satu bulan ATM Beras dioperasikan.

Program ini, lanjut Bambang, diadakan karena jumlah kemiskinan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2016 telah mencapai 28,01 juta jiwa. Indonesia pun masuk negara dengan tingkat kelaparan serius di dunia, yang miliki nilai Indeks Kelaparan Global (Global Hunger index/GHI) sebesar 21,9 (International Food Policy Reasearch Institute, 2016).

“Isu pangan ini menjadi penting saat ini, Bappenas menyampaikan kasus gizi buruk mencapai 30 persen dari jumlah anak di negeri ini,” ujar Bambang.

Selain itu, angka inflasi di awal Januari 2017 mencapapersen, mendekati batas maksimum yang dijaga Bank Indonesia (BI) sebesar lima persen (Lembaga Penjamin Simpanan, 2017). Menurut Bambang, program ATM Beras sesuai dengan dukungan Baznas untuk menghapus kekurangan pangan bagi masyarakat miskin. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry