SURABAYA I duta.co – Ribuan buruh melakukan demo di depan Kantor PT Unilever Indonesia, Jl. Rungkut Industri IV/5-11, Surabaya, Jawa Timur. Demo itu menuntut manajemen perusahaan untuk tidak melakukan PHK terhadap buruh. Hal ini karena semenjak 2011, menurut Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK-SPSI) Cabang Surabaya, Daryanto, pihak Unilever sebenarnya melakukan proses PHK terhadap buruh secara halus. Aksi mereka akan dilanjutkan dengan berunjuk rasa di depan Gedung Grahadi Surabaya Selasa hari ini.

Menurut Daryanto, manajemen tidak pernah menyampaikan PHK kepada Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan). Selama ini pihak perusahaan melakukan PHK dengan cara diam-diam terhadap karyawan. Hal itu, kata dia, agar menghindari kesan adanya PHK.

“Proses PHK itu sudah berjalan sejak tahun 2011. Caranya sangat halus. Tapi, sebenarnya sangat menyentuh psikis atau kejiwaan karyawan,” ujar Daryanto saat aksi di Jl. Rungkut Industri IV/5-11, Surabaya, Senin (30/10/2017).

“Seperti ada karyawan wanita punya suami dan anak di Surabaya, keluarga di Surabaya tapi dia dipindah di cabang Unilever di wilayah lain. Padahal, masa kerjanya masih 15 tahunan. Secara tidak langsung, dia kan dapat tekanan batin. Karena jauh dari keluarga. Pada akhirnya, dia pun tidak akan betah di tempat barunya. Akhirnya kan keluar dengan sendirinya,” lanjut Daryanto.

Di samping itu, Daryanto menambahkan, sejak Agustus 2017  saja yang ter-PHK 28 karyawan. Karenanya, massa menuntut agar perusahaan multinasional itu mau mengikuti aturan yang berlaku di tempatnya berada. Sebagaimana yang sudah diketahui, perusahaan yang memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan pembersih tubuh itu memiliki banyak cabang di luar negeri, tidak hanya Indonesia. Sedangkan kantor pusatnya bertempat di Rotterdam, Belanda. Unilever sendiri menjadi produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia. Karena itu, Pimpinan Cabang SPSI Surabaya, mengatakan manajemen Unilever Indonesia sangat berani tidak mematuhi Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Justru, manajemen bila ditanya perihal itu, selalu berargumentasi bahwa pihaknya mengikuti aturan global.

Oleh sebab itu, pihak SPSI Jawa Timur, melalui wakil Pimpinan Unit Kerjanya, David Eko Irwanto berharap dapat bertemu CEO Unilever yang berada di Rotterdam, Belanda, untuk mengklarifikasi  alasan pihak manajemen Unilever yang ada di Indonesia. “Alasan paling gampang memang, manajemen sini (Indonesia) hanya mengikuti aturan global. Itu kan tidak jelas. Perusahaannya di sini harusnya mengikuti segala kebijakan yang dibuat pemerintah,” tegas David saat ditemui, Senin (30/2017).
Puncak kekecewaan buruh terhadap manajemen Unilever ditunjukkan dengan aksi solidaritas pekerja di bawah SPSI. Mereka datang dari beberapa Kabupaten, seperti Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya.

“Aksi ini akan dilanjut di Grahadi, Surabaya pada Selasa, 31 Oktober 2017,” tutupnya. (sod)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry