Prof Dr dr Gadis Meinar Sari, MKes. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Seiring dengan bertambahnya usia, manusia akan mengalami permasalahan dengan tulanag. Karena manusia akan terus mengalami proses remodeling sepanjang umur hidupnya hingga batas usia pertumbuhan tulang atau peak bone mass yang terjadi pada usia 30 tahun.

Melewati usia tersebut, manusia akan mengalami penurunan kepadatan tulang karena adanya ketidakseimbangan remodeling.

Hal itu diungkapkan Prof Dr dr Gadis Meinar Sari, MKes, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) saat pelantikan sebagai guru besar, Rabu (27/12/2023).

Perempuan kelahiran Kota Malang tersebut menyebutkan ketidakseimbangan tersebut menyebabkan permasalahan pada tulang manusia salah satunya osteoporosis. Menurut pemaparannya, wanita menopause memiliki angka kerentanan tinggi untuk mengalami osteoporosis.

Hal tersebut disebabkan karena menurunnya produksi estrogen yang berfungsi memelihara osteoblas untuk formasi tulang. Prof Gadis mengungkapkan bahwa penyakit osteoporosis tak dapat dipandang sebelah dan dapat menjadi silent killer.

“Sebagian besar orang yang mengalami osteoporosis tidak menyadari akan hal tersebut. Karena tanpa adanya gejala dan dapat dideteksi jika adanya kerusakan dan kepatahan tulang,” tuturnya.

Hal tersebut didukung dengan data yang menunjukkan satu dari tiga wanita dan satu dari lma pria dengan usia di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Hal ini menyebabkan 50 persen kepatahan tulang panggul yang mengakibatkan cacat seumur hidup dan menyumbang angka kematian.

Langkah preventif dan promotif

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) itu menerangkan risiko osteoporosis dapat dicegah dengan melakukan langkah preventif dan promotif secara dini. Salah satunya, melakukan latihan fisik submaksimal. Hal ini akan merangsang hati untuk memproduksi Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1), berperan meningkatkan kinerja sel osteoblas.

Selain itu, latihan fisik harus diimbangi dengan asupan makanan yang baik dalam tubuh. Salah satunya, dengan mengkonsumsi ekstrak kedelai yang mengandung fitoestrogen dan kalsitonin salmon untuk menekan aktivitas osteoklas serta meminimalisir motilitas dan kapasitas resorpsi. Tak lupa, daun kenikir juga menjadi bahan yang mampu meningkatkan jumlah osteoblas serta biomarker C Telopeptide (CTX).

“Dengan harapan, inovasi yang saya sampaikan dapat meningkatkan wawasan dan kewaspadaan masyarakat mengenai pentingnya proteksi dini kepadatan tulang,” harapnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry