Para guru sekolah dasar saat mengikuti workshop penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) di Aula Dinas Pendidikan Lamongan.

LAMONGAN | duta.co – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lamongan melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Workshop digelar di Aula Dinas Pendidikan Lamongan yang diikuti oleh 603 Kepala Sekolah SD se-Kabupaten Lamongan, hari ini, Rabu (13/7). Menindaklanjuti Surat Keputusan Mendikbud Ristek terkait Kurikulum Merdeka Belajar yang akan diterapkan tahun ajaran 2022-2023.

Diketahui pada Kurikulum Merdeka Belajar tahun pelajaran 2022 – 2023 ini akan diterapkan di semua level pendidikan, mulai dari jenjang paud, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif melalui Kasi Kurikulum Disdik Lamongan, Nur Kholis Huda menjelaskan, ada dua hal yang wajib diketahui oleh kepala sekolah maupun guru di semua jenjang pada Kurikulum Merdeka Belajar ini.

“Dua hal penting tersebut yakni erat kaitannya dengan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Sebuah pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka,” ujar Nur Kholis Huda.

Ia mengatakan, yang pertama sebanyak 20 hingga 30 persen jam pelajaran dari setiap mata pelajaran dialokasikan untuk projek Penguatan Profil Pancasila. Tujuan dari proyek ini tidak berkaitan langsung dengan konten atau capaian pembelajaran dari mata pelajaran yang sedang dipelajari.

Dalam implementasinya, kata dia, guru kelas beserta guru mata pelajaran berkolaborasi. Kemudian fokus kepada pencapaian dimensi Profil Pelajar Pancasila terutama pada perencanaan dan fasilitasnya.

Yang kedua, imbuh Kholis, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diampu oleh Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diajarkan secara kolaboratif atau secara team teaching.

“Yang mana projek tersebut diampu oleh Guru Kelas dan Guru Mata Pelajaran. Satuan
pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa bekerja secara kolaboratif. Sebab dengan adanya kolaborasi maka akan menjadi kunci sukses dan tidaknya sebuah proyek,” ungkapnya.

Ia menuturkan, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memiliki target utama terkait Pengembagan Profil Pelajar Pancasila. Oleh karenanya, sambungnya, semua guru baik guru mata pelajaran maupun guru kelas ikut terlibat dalam pelaksanaannya.

“Pelibatan antar guru mata pelajaran dengan guru kelas tersebut berkaitan tentang perencanaan, pengajaran, dan asesmen. Akan tetapi, untuk satuan PAUD, guru yang mengampu projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dipegang oleh guru kelas saja,” tandas Kholis.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kabupaten Lamongan Adin Budairi mengungkapkan, workshop ini diadakan bertujuan untuk membekali para guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang baru.

“Ini merupakan salah satu upaya guna untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengajar. Kegiatan ini sebagai upaya memberikan pemahaman tentang adanya Kurikulum Merdeka Belajar tahun ajaran 2022 – 2023,” ucapnya.

Ia mengatakan, semua sekolah di Lamongan sudah siap menerapkan Kurikulum Merdeka.Belajar dengan konsep mandiri berbagi. Ia juga berharap kepada peserta setelah mengikuti workshop mendapat kajian pengalaman dari pemateri untuk bertransformasi secara terarah demi kemajuan pendidikan yang berkualitas.

“Workshop ini sangat bermanfaat bagi peserta, sehingga dapat diterapkan saat ini yakni tahun pelajaran 2022 – 2023. Kami sangat berharap semua guru bersemangat mengembangkan diri untuk peningkatan kompetensinya, serta fokus mengedepankan Profil Pelajar Pancasila,” tandasnya. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry