SURABAYA | duta.co – Jagat media sosial geger dengan video pendek  penyampaian visi-misi calon walikota dan wakil walikota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo – Hasjim Asjari (TEGAS) yang diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Hanura dan Partai Gerindra.

Dalam video berdurasi 23 detik itu, calon Walikota Pasuruan berbicara di atas mimbar didampingi calon wakilnya. “Jika kita peras Pancasila, muncullah Eka Sila, yang didapatkan dari Tri Sila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan,” ucapnya.

“Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotong-royong,” tambahnya.

Padahal, kalimat inilah yang baru saja diprotes keras umat beragama (khususnya Islam) karena termaktub dalam RUU HIP (Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila). Intinya Tri Sila, Eka Sila, Ketuhanan yang Berkebudayaan, adalah bentuk lain dari upaya mengganti Lima Sila dari Pancasila.

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim Drs Muhammad Said Utomo

“Ini masalah serius. Apakah tidak paham bahwa Tri Sila, Eka Sila, Ketuhanan yang Berkebudayaan adalah isi pidato Bung Karno 1 Juni. Dan itu sudah dikoreksi para pendiri negeri ini. Pancasila yang benar itu rumusan 18 Agustus, bukan 1 Juni,” tegas Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim Drs Muhammad Said Utomo kepada duta.co, Kamis (1/10/2020).

Menurut Ketua GP Ansor Pasuruan periode 1994–1997 tersebut, visi misi itu jangan dianggap remeh. Ini masalah serius. Ini bisa melukai umat Islam. Kekhawatiran umat Islam akan adanya upaya pembelokan Pancasila semakin kentara.

“Saya berharap Cawali yang bersangkutan mohon maaaf dan meralat kalimatnya. RUU HIP saja diubah. Jangan-jangan ini hanya cek sound umat Islam Kota Pasuruan, apakah dengan begini kita diam saja,” tegas Said, salah satu warga yang mengajukan  judicial review ke Mahkamah Agung perihal Keppres No 24 Tahun 2016 tentang Harlah Pancasila 1 Juni.

Said Didu Unggah ke Medsos

Lain lagi dengan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Ia mengunggah video calon Walikota Pasuruan ingin mengubah Pancasila. Dalam video itu, calon Walikota Pasuruan berbicara di atas mimbar didampingi calon wakilnya.

Said Didu menyebut calon kepala daerah tersebut berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Ingin mengubah Pancasila? Katanya ini calon Bupati Pasuruan dari PDIP,” tulis Said Didu di akun Twitternya, @msaid_didu, Kamis (1/10).

Warganet lantas meluruskan cuitan Said Didu. Mereka menyebut calon kepala daerah yang ada dalam video tersebut bukan calon Bupati Pasuruan, tetapi calon Walikota Pasuruan.

“Maaf, mungkin bukan “Bupati Pasuruan”, Pak. Tapi “Walikota Pasuruan”. Ada Kabupaten dan Kota Pasuruan,” kata @trika.

“Jngn ksi ruang buat siapapun yg ingin merubah Pancasila, jngn sampe ada yg mencoblos orng ini, ingat ingat ingat,” komentar @vivosite24680.

Di Kota Pasuruan, masalah ini memang sempat ramai. Bahkan, menurut sumber duta.co kalimat tersebut sempat mendapat protes dari tim sukses lawan politik. Tetapi, semua tidak berani untuk berkomentar. (mky,zi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry