SURABAYA | duta.co – Sampah plastik terus dikurangi. Terutama yang sekali pakai termasuk untuk makan dan minum.

Mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Sofianna Margareth Sulaiman mencoba membuat alat makan yang tidak dibuang tapi justru bisa dimakan.

Inovasi wisudawan UKWMS yang akrab disapa Sofi ini berupa edible spoon. Dengan kata lain, sendok karyanya ini dapat dikonsumsi dan menjadi solusi permasalahan sampah plastik yang ada.

Dara alumni SMA Cita Hati West Campus ini memaparkan bahwa bahan yang digunakan sangat mudah didapat. Cukup berbekal pati kentang dengan maizena yang berperan sebagai pengikat, Sofi membuat sebuah edible spoon yang bermanfaat bagi lingkungan.

“Untuk membuat sendok dibutuhkan waktu kurang lebih dua jam sampai jadi. Mulai dari pencampuran bahan, pengulenan, pencetakan hingga pengovenan dan jadilah edible spoon tersebut,” jelas Wisudawan Akademik Terbaik dari Fakultas Teknologi Pertanian ini.

Karena menggunakan bahan yang juga bisa dimakan, sendok ini hanya bisa untuk sekali pakai. Sofi menambahkan pula, jika sendok tersebut tidak ingin dikonsumsi setelah dipakai, maka dibuang pun tidak masalah.

“Intinya, sendok ini tidak akan mencemarkan lingkungan sama sekali. Beda dengan sendok plastik sekali pakai,” papar perempuan asli Surabaya ini.

Sofi mengaku ada keinginan untuk mengkomersilkan inovasinya, ini namun perlu penyempurnaan lagi. Kontribusi dan kesadaran masyarakat juga diperlukan. Menurutnya, apabila masyarakat telah sadar betul bahwa pemakaian sendok plastik bisa membahayakan lingkungan maka edible spoon¬ buatannya akan dengan mudah dipasarkan.

Saat ini, Sofi telah menghasilkan edible spoon dengan daya tahan satu jam untuk mengkonsumsi makanan yang tidak berkuah dan es krim. Jika digunakan untuk makanan seperti sup panas, edible spoon-nya bisa bertahan 10 menit.

Karena itu, Sofi juga akan terus melakukan perkembangan lagi, terutama mencari bahan utama agar edible spoon buatannya dapat tahan lebih lama.

Selama menempuh studi di FTP UKWMS, Sofi mengaku sangat senang karena mendapatkan pengalaman baru.

Terlebih saat dia menyelesaikan tugas-tugas, wisudawan kelahiran 1997 ini merasa banyak tugas yang dihasilkannya sangat berguna bagi lingkungan dan masyarakat.

Ia pun berharap dengan adanya edible spoon ini, maka permasalahan pelik mengenai sampah plastik di Indonesia perlahan-lahan dapat segera teratasi. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry