Prof. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S (kanan) dan Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S. Dua Guru Besar yang dikukuhkan.

MALANG | duta.co – Universitas Brawijaya (UB) kukuhkan dua profesor baru, Rabu (30/06/2021), menggenapi jumlah 282 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan kampus ini. Di antaranya Prof. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S yang berhasil menciptakan alat pendeteksi kandungan residu pestisida. Sedangkan Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S membuat metoda penyuburan tanah di lahan salin terutama di daerah pesisir.

Menurut Prof. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S yang dalam pidato pengukuhan mengemukakan tentang Sensor Elektrokimia untuk Deteksi Residu Pestisida pada Sayur dan Buah. Bahwa penggunaan pestisida secara berlebihan masih terjadi. Untuk itu diperlukan suatu alat atau metoda untuk mendeteksi kadar pestisida dalam pangan.

“Melalui penelitian beberapa tahun, saya menemukan alat sensor elektrokimia yang dapat mendeteksi kadar residu pestisida klorpirifos dalam sampel buah-buahan dan sayuran,” ungkap Prof Ani.

Guru Besar bidang Ilmu Kimia Analitik ini kemudian melanjutkan, saat ini sudah ada metode yang direkomendasikan SNI untuk penentuan kadar residu pestisida, namun memerlukan preparasi sampel yang cukup panjang sehingga akan terjadi penumpukan sampel.

Ia mengakui, untuk mengembangkan sensor elektrokimia sebagai instrumen analisis, diperlukan kerjasama dengan berbagai bidang, diantaranya biokimia, nanomaterial, sintesis organik maupun anorganik, serta teknik elektronika sensor, transduser, dan aktuator.

Lain dari pada itu, UB juga mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S. Ia mengangkat masalah Strategi Pengelolaan Produksi Tanaman untuk Peningkatan Produktivitas Lahan Salin. Menurutnya, salinitas tanah merupakan salah satu ancaman bagi keberlanjutan pertanian hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia.

“Salinitas tanah adalah proses meningkatnya kadar garam mudah larut di dalam tanah sehingga mengakibatkan terbentuknya tanah salin,” ungkap Prof Nurul.

Salinitas pada tanah di Indonesia umumnya terjadi di lahan pertanian dekat pantai, yang disebabkan oleh intrusi air laut sebagai akibat meningkatnya permukaan air laut karena perubahan iklim.

Pencemaran limbah, dan eksploitasi air tanah juga merupakan penyebab terjadinya salinitas tanah. Kebanyakan tanaman yang mengalami cekaman salinitas menunjukkan penurunan pertumbuhan dan hasil. Hal ini dikarenakan kadar garam tinggi dan turunnya potensial air tanah, sehingga menghambat penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman.

Prof Nurul dalam penelitian yang menghantarkannya menjadi Guru Besar memberikan solusi dari permasalahan diatas. Yakni metode peningkatan Nilai Kesetaraan Lahan (NKL), melalui pengaturan pola tanam yang tepat.

Agar lahan yang mengalami salinitas dapat dimanfaatkan untuk produksi tanaman dengan hasil tinggi, maka perlu penanganan secara simultan baik dari sisi pendekatan tanaman atau pendekatan modifikasi lingkungan.

Profesor bidang Ilmu Ekologi Tanaman ini berpendapat, upaya penanggulangan secara terpadu yang dapat diaplikasikan pada lahan salin. Diantaranya dengan pengembangan varietas tanaman yang relatif toleran yang mampu tumbuh dan berproduksi tinggi pada lahan salin. Langkah ledua, dengan pemanfaatan bakteri endemik salin yang dapat membantu meningkatkan toleransi tanaman.

Selain itu juga perlu perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, melalui aplikasi amelioran baik berupa mineral maupun bahan organik. Serta pengaturan pola tanam, untuk meningkatkan produktivitas lahan salin per satuan melalui peningkatan nilai NKL. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry