(DUTA.CO/Amin)

BANGKALAN | duta.co – Para petani cabai di Desa Kapor Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan gagal panen. Pasalnya, tanaman cabai mereka terendam air setelah diguyur hujan tiga hari terakhir ini.

“Sebenarnya cabai merah ini belum waktunya dipanen, tapi karena banjir terpaksa dipanen dini,” kata petani cabai Desa Kapor, Amriyah (35), Selasa (10/11).

Dikatakan dia, harapan petani cabai warga desa Kapor Utara ini untuk bisa menikmati hasil panen cabai merahnya punah, setelah selama 10 hari tanaman cabainya diguyur hujan. “Seandanya tidak diguyur hujan, 15 hari lagi tanaman cabai merah saya ini bisa dipanen normal, ya mau gimana lagi pak,” jelas Amriyah.

Dijelaskan dia, hasil cabai yang dipanen dini itu dijual dengan harga yang sangat murah. “Kalau sudah dipanen dini seperti ini, harga cabai yang masih hijau ini dihargai Rp 2 ribu/kg-nya, daripada tidak jadi uang ya terpaksa dipanen dini,” terangnya.

Seandainya tidak diguyur hujan, kata Amriyah, dirinya bisa mengantongi uang Rp 15 juta hingga Rp 20 juta pada saat panen. “Untuk panen normal tinggal 10 hari lagi, ya kalau panen normal kita nggak akan rugi,” tuturnya.

Ditambahkan Amriyah, pada saat menanam modal yang dikeluarkan sebesar Rp Rp 5 juta. “Ya kalau panen dini seperti ini, modal jelas tidak kembali, dan kita rugi. Jika untuk memanen cabai yang masih hijau ini saya membayar orang Rp 50 ribu,” katanya.

Ia berharap adanya bantuan dari pemerintah. “Saya harap nasib petani cabai yang jadi korban bencana alam ini dapat bantuan dari pemerintah,” pungkasnya. (min)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry