TRENGGALEK | duta.co — Beberapa bulan tidak turun hujan, kini Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur akhirnya diguyur hujan. Akibatnya, beberapa wilayah di Trenggalek, utamanya di wilayah dataran tinggi seperti Kecamatan Munjungan, Kampak, Dongko dan Panggul mengalami banjir dan tanah longsor, Selasa, (6/11/2018).

Banjir setinggi lutut orang dewasa melanda Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, tepatnya di RT 23, 24, 25 dan 26 dan tanah longsor menimpa dapur milik, Sori (36) warga setempat.

Sedangkan air bah yang diduga akibat luapan sungai Ngancar juga menggenangi wilayah sebagian Desa/Kecamatan Munjungan walau tidak separah tahun lalu.

Sementara, bencana tanah longsor juga  menimpa tebing jalan yang masuk di Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak.

Di daerah Desa Ngerdani Kecamatan Dongko juga mengalami bencana tanah longsor yang menimpa rumah Jiyem (60) warga RT 14 RW 2 Dusun Krajan desa setempat.

Dari informasi yang dihimpun pula, luapan air hampir satu meter juga terjadi di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul, hingga menggenangi Jalan Sirip Selatan Nasional (JSSN), tepatnya di pertigaan loji kantor kecamatan setempat.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto membenarkan adanya banjir dan tanah longsor di empat wilayah kecamatan yang masuk daerah dataran tinggi.

“Benar kita sedang di lapangan untuk mengecek kerusakan akibat hujan deras mulai tadi pagi,” ucap Joko Rusianto.

Pihaknya bersama jajaran Forkopimda setempat juga langsung melihat kondisi JJSN Panggul yang khawatir mengganggu arus lalulintas perdagangan antar provinsi di jalur itu.

“Kita memastikan saja apakah kondisinya parah atau tidak, tetapi kita melihat air sudah mulai surut dan tidak mengganggu aktivitas lalu lintas,” tuturnya.

BPBD sendiri, masih keterangan Kalak Joko Rusianto, sudah mengerahkan  Tim Reaksi Cepat (TRC) di lokasi bencana serta sudah  koordinasikan dengan komando atas serta stake holder.

“Saat ini sudah kami luncurkan beberapa personel ke lokasi untuk membantu anggota TRC dan relawan BPBD di wilayah empat kecamatan terdampak,” terangnya.

Namun, dia menyebut jika informasi perkembangan bencana masih terkendala masalah komunikasi.

“Signalnya putus, jadi untuk update mungkin agak sorean,” tandasnya.

Ditambahkannya, dalam penanganan bencana itu tidak sekadar saat kejadian saja tapi pasca kejadian juga harus diantisipasi dan persiapkan segala sesuatunya.

“Perlu adanya koordinasi terstruktur bersama stakeholder lain yang memang punya tugas dan fungsi berkaitan akan hal itu sesuai kejadian yang sedang dihadapi,” pungkasnya. (ham)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry