SURABAYA | duta.co – Membaca tulisan Denny Siregar sehari lalu, tentang, sosok Menteri Agama Fachrur Razi, ternyata juga menyimpan tanya. Denny membuat judul tulisan ‘FACHRUL RAZI, CALON MENTERI AGAMA YANG AHLI MILITER’. Di sini dia juga menulis tentang kebingungannya. “Pertanyaannya, ada apa seorang ahli strategi militer dicalonkan jadi Menteri Agama ? Apa hubungannya militer dengan agama?” tulis Denny.

Berikut tulisan lengkapnya:

FACHRUL RAZI, CALON MENTERI AGAMA YANG AHLI MILITER

Saya sempat kaget juga melihat berita bahwa Fachrul Rozi, senator Aceh, dicalonkan jadi Menteri Agama.

Si senator ini yang dulu melaporkan saya ke polisi karena merasa saya menghina rakyat Aceh. “Wah, kalau orang ini jadi Menteri Agama, kacau..” Pikir saya. Ya gimana gak kacau, wong doi tidak bisa membedakan antara kritik pada parlemen Aceh dengan menghina rakyat Aceh. Bisa kacau Departemen Agama dipimpinnya..

Tapi kabar baru datang, katanya bukan Fahrul Rozi yang botak itu. Rambutnya lebat, kata seorang teman. Saya pun teringat seorang Jenderal TNI Purnawirawan Fachrul Razi, Ketua tim Bravo 5, salah satu organ terkuat Jokowi saat Pilpres.

Jenderal Fachrul Razi adalah inisiator yang mengumpulkan para Purnawirawan Jenderal saat kampanye Jokowi. Strategi Fachrul Razi ini sangat efektif menepis isu kalau Purnawirawan TNI semua ada dibelakang Prabowo.

Fachrul Razi dulu adalah mantan Wakil Panglima TNI saat era Gus Dur. Karena jabatan Wakil dihapus, akhirnya Fachrul Razi pun tersingkir.

Nah, yang menarik, Fachrul Razi ini dikenal sebagai ahli strategi militer. Dia juga dikenal sebagai salah satu arsitek militer di kabinet Jokowi.

Pertanyaannya, ada apa seorang ahli strategi militer dicalonkan jadi Menteri Agama ? Apa hubungannya militer dengan agama ?

Saya sempat bingung beberapa saat sebelum menyadari bahwa agenda utama Jokowi dalam pemerintahan keduanya adalah RADIKALISME. Dan bicara radikalisme di Indonesia, tentu juga harus bicara agama karena agama itu menjadi bungkusnya.

Ada kemungkinan besar, Jokowi ingin membersihkan unsur2 radikalisme di tubuh departemen agama yang sudah kronis.

Departemen ini memang salah satu sarang tempat berkembang biaknya virus zombie itu dan untuk membersihkannya harus dengan penanganan dan strategi khusus, bukan lagi dengan pendekatan persuasif tetapi harus dengan cara “keras”.

Keras yang dimaksud disini tentu bukan untuk memukul, tetapi bagaimana mengkanalisasi kelompok radikal itu, sehingga ruang mereka akan menjadi sangat sempit.

“Wah, menarik kalau gini..” Pikir saya. Saya pasti akan menantikan dan sangat mendukung gebrakan out of the box yang dicanangkan Jokowi. Penusukan Wiranto ternyata sangat membekas sehingga perlu ada strategi khusus untuk melawan mereka.

Semoga Jenderal Fachrul Razi menjadi Menteri Agama dan kita akan melihat perang strategi melawan radikalisme. Perang yang sama yang dilakukan Jokowi di tubuh Perguruan Tinggi yang sudah dilakukannya sebelumnya.

Seruput kopi dulu, Pakde. Saya jadi semangat kalo gini..

Denny Siregar.(sumber: https://www.facebook.com/dennyzsiregar/posts/2697576233638561)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry