PAMEKASAN | duta.co -Aksi demo ribuan massa gabungan dari mahasiswa, pelajar dan masyarakat yang digelar di depan Kantor DPRD pamekasan berlangsung ricuh, Jumat (27/9). Aksi ini untuk menolak revisi RUU KPK dan RKUHP serta revisiĀ undang- undang kontroversi lainnya.
Kapolres Pamekasan, AKBP Teguh Wibowo mengatakan, semula aksi demontrasi berlangsung damai. Namun, massa yang tak kunjung ditemui DPRD Pamekasan akhirnya nekat melempari batu.
āPada pukul 10.30 ada peningkatan eskalasi dengan insiden pelemparan batu ke pihak kepolisian yang menjaga jalanya aksi, lalu aparat menyemprotkan gas air mata,ā ungkap Kapolres.
Teguh melanjutkan, pihaknya menggunakan sistem pengamanan berlapis dan SOP pengamanan sesuai dengan yang diinginkan.
āMassa aksi baru kemudian membubarkan diri setengah jam usai aksi,ā terangnya.
Menurut Teguh, Water Canon dipilih lantaran massa aksi mulai anarkis sehingga langkah itu kemudian ditempuh. āTak ada korban jiwa dalam aksi demo ini,ā kata Teguh.
Sementara, Anggota DPRD Pamekasan, Sahur Abadi mengakui jika pihaknya sempat meminta perwakilan dari mahasiswa yang jumlahnya ribuan itu, namun karena mahasiswa enggan menemui akhirnya DPRD menemui para demonstran.
āSaya kira masih dalam taraf kewajaran termasuk barang-barang yang rusak juga nanti biar diperbaiki, saya bersyukur tidak sampai ada korban jiwa hingga aksi demo usai,ā katanya.
Pantuan dilapangan, saat pihak kepolisian menembakkan gas air mata,Ā peserta aksi mulai mundur dan lari berpencar dan saat itulah sebagian peserta aksi melampiaskan kekesalannya dengan merusak sejumlah pot bunga di sepanjang Jalan Kabupaten.
Tak hanya pot bunga, sejumlah rambu pengingat lalu lintas yang berjejer di di depan Taman Aspirasi Rakyat juga dicopot dan dipatahkan di tengah jalan.
Demo yang sempat ricuh ini juga mengakibatkan dari kedua belah pihak, yakni dari pihak aparat kepolisian dan pengunjuk rasa ada yang mengalami luka-luka. bib