Petugas Pengelola TPS3R kelurahan kemayoran saat menurunkan sampah yang baru diambil dari masyarakat. (DUTA.CO/Amin)

BANGKALAN | duta.co — Banyaknya sampah yang saat ini menumpuk karena tidak terangkut di sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan darurat sampah beberapa bulan lalu, imbasnya masih saja terjadi.

“Memang saat ini imbas dari  darurat sampah di Kabupaten Bangkalan dan masih tersisanya sampah di TPS merupakan ekses dari kejadian darurat sampah itu. Salah satu ekses dari kejadian itu adanya penutupan beberapa depo sampah maupun TPS yang akhirnya masih terimbas pada menumpuknya sampah di titik-titik tertentu, termasuk di wilayah perkotaan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto Hari Purnomo AP MM, Selasa (29/9).

Dikatakan dia, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan menawarkan solusi dengan mengoptimalkan TPS, Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R). “Harapan kita salah satu solusi yang kita tawarkan  yaitu optimalisasi dari TPS3R, karena pola kerjanya mereka ini lebih solutif dalam menyelesaikan tingkat ketertiban dalam membuang sampah,” jelas Anang, sapaan akrabnya.

Dijelaskan Anang, melalui program TPS3R ini, para pengelola menjemput sampah dari tiap-tiap rumah, kemudian melakukan pemilihan sampah dan pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomi. ”Dengan TPS3R ini bagaimana lebih mendorong kembali pemberdayaan ekonomi masyrakat, lebih lebih dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini,” terangnya.

Ditambahkan dia, dengan TPS3R ini juga diharapakan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. “Dalam TPS3R kita fasilitasi di sisi pendanaanya, nanti di situ bekerja sama dengan kelompok swadaya masyarakat, mereka yang melaksanakan kegiatan pembangunan dengan sistem padat karya, masyarakat setempat yang bekerja. Setelah bangunan itu selesai mereka yang mengelola tempat itu, termasuk mereka juga yang memungut retrebusi jasa pelayanan persampahan di lingkungan TPS3R itu,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Anang, dengan TPS3R ini diharapkan juga  masyarakat lebih berdaya, bisa meningkatkan taraf hidup maupun penghasilan warga setempat, serta bisa dijadikan ajang kreatif.

“Karena dalam kegiatan TPS3R itu tidak menutup kemungkinan bisa muncul kreasi-kreasi baru dari pengelola TPS3R itu untuk bisa menciptakan pola daur ulang sampah menjadi barang barang yang bisa memiliki nilai ekonomi,” tuturnya.

Nah, lanjut Anang, ketika TPS3R ini sudah beroperasi, maka masyarakat ini khususnya pelanggaran TPS3R tidak perlu lagi membuang sampah ke TPS. “Diharapkan masyarakat bisa jadi pelanggan TPS3R, karena kalau sudah jadi pelanggan tidak perlu membuang sampah lagi, karena sampahnya setiap hari akan dijemput oleh petugas TPS3R. Kalau program ini berjalan maka tidak perlu TPS-TPS yang selama ini ada di Kabupaten Bangkalan,” katanya.

Saat ini, imbuhnya, di Kabupaten Bangkalan baru 1 TPS3R yang telah beroperasi. “Untuk TPS3R di Bangkalan yang sudah beroperasi baru satu yaitu TPS3R di Kelurahan Kemayoran, dan ada 1 TPS3R mandiri di Ponpes Nurul Cholil.

“Sementara pada tahun 2019 ini kita sedang melaksanakan kegiatan pembangunan TPS3R sebanyak 6 titik, di TPS3R di Kelurahan Mlajah TPS3R di Kelurahan Bancaran, TPS3R di Keluharan Pajagan, TPS3R di Kelurahan Pangeranan, TPS3R di Kelurahan Tonjung Burneh dan TPS3R di Desa Martajesah,” pungkasnya. (min)