SURABAYA | duta.co – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melepas 30 santri dan santriwati pondok pesantren dan diniyah di Jatim ke Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Para santri ini mendapat program Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tahun 2022.

Khofifah bersyukur karena peringkat 1-30 dari 400 peserta matrikulasi Pusiba (pusat study Islam dan bahasa Arab) berasal dari LPPD (Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah) Jatim.

Bahkan dari idealnya 5 bulan proses matrix Pusiba, peserta LPPD Jatim hanya membutuhkan 4 bulan sudah bisa memenuhi kulifikasi minimum bisa diterima di Al Azhar Kairo Mesir.

“Ini berarti raw material penerima beasiswa program LPPD Jatim luar biasa. Yang luar biasa dari awal ini, mudah-mudahan kembali juga menjadi sarjana yang luar biasa,” ujarnya, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (6/3/2023).

Dia berharap santri dan santriwati penerima beasiswa BSPP dari Pemprov Jatim bisa menjaga image baik di Al Azhar. Dimana santri atau mahasiswa asal Jatim pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dikenal santun dan rajin mencari ilmu.

“Bahkan Syekh Prof Dr dr Yousri pernah bilang ke saya, majelisnya tidak akan di mulai sebelum mahasiswa dari Indonesia datang. Sebab mereka dikenal istiqomah mengikuti setiap hati sehingga saat telat sampai ditunggu walaupun ada jamaah dari luar Indonesia meminta supaya segera dimulai,” ungkap Khofifah.

Mantan Mensos RI ini memberikan pesan khusus supaya dijadikan catatan oleh para santri bahwa roda kepemimpinan itu berputar termasuk semua hal yang ada di dunia ini mengalami sirkulasi.

“Dan pada saatnya kepemimpinan kepemimpinan strategis itu insyaAllah ada di tangan anak-anak yang akan berangkat mencari ilmu di Universitas Al Azhar Kairo, mudah-mudahan Allah ijabah,” katanya.

Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) Jatim, Dr Muhammad Al Barra menambahkan bahwa ekspektasi di Kairo Mesir itu berbeda jauh dengan yang kita bayangkan saat kita di Indonesia. Sehingga membutuhkan bimbingan dari para senior atau kakak-kakak kelas yang lebih dulu disana.

“Makanya para penerima beasiswa ini jangan bayangkan yang enak-enak dulu. Karena nanti kalau tidak sesuai dengan ekspektasi malah kemudian bisa mengendorkan semangat untuk belajar,” tuturnya.

Di Al Azhar, menurutnya, ada organisasi kekeluargaan Gama Jatim (Gabungan mahasiswa keluarga Jawa Timur), setelah tiba disana secara otomatis kalian akan disambut dan diarahkan. Termasuk dalam soal belajarnya supaya bisa lulus tepat waktu.

Ketua LPPD Jatim Prof Dr H Abdul Halim Soebahar MA menyebut bahwa 30 santri dan santriwati penerima beasiswa ke Al Azhar ini ujiannya sangat berat tapi mereka berhasil lulus dengan sangat memuaskan.

Bahkan baca kitab kuning itu yang menyeleksi adalah kiai-kiai di Jatim. Sedangkan kemampuan bahasa Arab yang menyeleksi itu langsung para dosen dari Al Azhar Mesir. Kemudian mereka mengikuti training bahasa Arab yang namanya matrikulasi di Pusiba (pusat study Islam dan bahasa Arab).

“Pusiba itu satu-satunya lembaga yang dipercaya oleh Mesir untuk menyeleksi kompetensi bahasa Arab calon mahasiswa Al Azhar. Awalnya tahap kedua yang diuji itu 60 orang, akhirnya tinggal 30 orang. Yang lolos bisa di tes perseorangan pasti bisa baca kitab dan pintar bahasa Arab karena dan IT mereka memang memiliki kompetensi,” jelasnya.

Jadwal awal, para santri dan santriwati ini akan diberangkatkan pada 8 Maret. Namun karena sisa kursi pesawatnya tinggal 11 seat sehingga diundur tanggal 10 Maret 2023 melalui Jakarta.

“Untuk living cost, mereka akan mendapatkan 2,5 juta per bulan, terus ada biaya untuk kitab dan ada biaya untuk kesehatan. Sedangkan untuk kontarakan itu sudah dibayar,” tandas Halim. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry