Bahrun Naim (ist)

JAKARTA | duta.co – Polisi tidak mau gegabah atas kabar kematian petinggi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Bahrun Naim. Polri bakal hati-hati untuk menyelidiki kematian gembong teroris yang paling diburu di Indonesia tersebut.

Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan, polisi akan menelusuri kebenaran kabar tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin kabar tersebut hanya trik agar Bahrun Naim tak lagi dikejar polisi.

“Bisa dia (Bahrun Naim) benar-benar meninggal, bisa tidak. Mungkin ini trik dia supaya tidak dikejar,” kata Tito yang mantan Kepala BPNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) di Mako Polairud, Jalan Cirendeu Raya, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (5/12).

Tito mengatakan, kabar kematian Bahrun berkembang dari media sosial yang terjalin di kalangan jaringan kelompok teroris, baik yang di luar negeri maupun di Indonesia. Mereka, kata Tito, membicarakan tentang tewasnya Bahrun Naim di Suriah.

Menyikapi masalah ini, pihaknya harus mencari sumber resmi yang akurat. Sumber itu bisa dari Interpol di luar negeri yang memiliki akses di Suriah. “Bisa Amerika, Rusia, Arab, Inggris, yang memiliki akses betul atau tidak. Tapi sampai saat ini sudah dicek oleh Densus 88 dan intelijen, mereka belum mengonfirmasi,” tegas Tito.

Jika kabar kematian Bahrun Naim benar, kata Tito, maka hal itu berdampak positif bagi penanganan terorisme di Indonesia. Sebab, Bahrun Naim merupakan salah satu sosok yang berperan sebagai perantara ISIS elite, ISIS central, dengan kelompok pimpinan dan tokoh-tokoh terorisme lainnya.

Bahkan, kata Tito, Bahrun kerap operatif kepada pelaku langsung yang berada di  di Indonesia. Salah satu contohnya kasus bom Thamrin awal 2016 lalu yang berhubungan dengan Bahrun Naim.

“Operatifnya, dia memiliki konteks tokoh-tokohnya yang ada di Indonesia. Jadi peran dia mirip dengan peran Hambali saat zaman al-qaedah dengan Jamaah Islamiyah, Jemaat Islam Indonesia perantra itu disini Bahrun Naim,” tutur Tito.

Pengamat: Masih Spekulatif

Pengamat teroris dan intelijen dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai berita tewasnya Bahrun Naim masih sangat spekulatif. Harits menyebut bila benar Bahrun Naim tewas maka berita itu bakal dirilis melalui media yang dimiliki oleh ISIS.

“Informasi seperti ini biasanya resmi dari kalangan pengikut ISIS itu disampaikan melalui media yang mereka punya tapi sejauh ini sumber ini tidak ada beritanya,” kata dia, Senin (4/12) malam.

Dia menambahkan, berita kematian Bahrun Naim juga tidak diketahui oleh keluarganya. Dengan demikian, kematian petinggi kelompok teroris ISIS itu belum bisa dipastikan kebenarannya. Mengingat kabar ini juga hanya beredar di media sosial.

Harits melanjutkan, berita kematian beberapa tokoh ISIS dari Indonesia biasanya invalid dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi tidak ada kepentingan bagi ISIS untuk menyembunyikan informasi kematian Bahrun Naim.

“Jadi kita berharap sebenarnya kepolisan melalui intelijennya di lapangan itu memberikan informasi yang akurat tentang berita seperti ini. Jadi spekulasi (berita tewasnya Bahrun Naim) ini berkembang dan tidak bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas dia.

Bahrun Naim diduga berada di balik beberapa insiden ledakan di Indonesia. Salah satunya teror bom di Jalan MH Thamrin, awal Januari 2016. Pria yang dicokok Densus 88 pada 2010 dan bebas 2 tahun setelahnya itu disebut sebagai otak di balik ledakan di pusat Jakarta itu.

Bahrun juga dikenal piawai merekrut hingga merancang teror. Tenaga kerja Indonesia menjadi salah satu sasaran perekrutan kelompok Bahrun Naim. Pria ini juga pernah menjadi narapidana kepemilikan senjata api dan bahan peledak.

Bahrun Naim disebut bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah sejak 2014. Dilaporkan, ia tinggal di Raqqa bersama satu anak dan dua istrinya. Saat bertolak ke Suriah, istri mudanya tengah dalam kondisi hamil.

Bahrun lekas terkenal karena rajin menulis di blog pribadinya. Namun, blog itu berkali-kali ditutup pemerintah. Isi blog Bahrun beragam, mulai dari cara merakit bom hingga analisisnya atas bom yang diledakkan simpatisan ISIS di sejumlah tempat.

 

Petakan Kelompok Bahrun

DPR juga meminta Polri segera memastikan informasi tewasnya gembong teroris Bahrun Naim. Kabar kematian otak aksi sejumlah pemboman di tanah air itu hingga kini masih simpang siur. “Tentu Polri mesti memastikan informasi tewasnya Bahrun Naim itu,” kata anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira, Selasa (5/12)

Meski demikian, ketua DPP PDIP ini juga meminta Polri terus melakukan pemetaan jaringan kelompok Bahrun Naim yang masih tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Pasalnya, kematian tokoh pimpinan teroris tak lantas memutus aksi teror yang telah direncanakan.

“Soal keamanan di tanah air lebih ditentukan oleh bagaimana Polri dalam hal ini Densus 88 mampu mematahkan jaringan, karena bisa saja Bahrun Naim tewas tetapi jaringannya tidak,” ujar Andreas.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid juga meminta Polri segera memastikan kebenaran kabar tersebut. Informasi tewasnya gembong teroris Bahrun Naim itu mesti jelas.

“Kami belum tahu, kami belum dapat laporan resmi. Infonya (kematian Bahrun Naim) baru dari pemberitaan. Jadi mungkin dari pihak kepolisian mesti segera cek kebenarannya,” kata Meutya di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Senin (4/12).

Meutya menegaskan informasi terkait Bahrun Naim tak boleh simpang siur. Keamanan negara dipertaruhkan bila jajaran kepolisian lengah. “Polri harus memberikan penjelasan kabar terkait kematian Bahrun Naim ini. Saya rasa perlu dikonfirmasi dan segera dijelaskan kepada publik,” ucap Politikus Golkar ini. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry