KARANTINA : Tim gugus tugas Desa Sumodikaran, memanggil Melati untuk sarapan. (reinno pareno/duta)

BOJONEGORO |duta.co – Dampak pendemi corona dirasakan warga kota dan desa. Sebagai proteksi penyebaran corona semua pendatang termasuk  Tenaga Kerja Wanita (TKW) harus menjalani prosesi isolasi 14 hari di rumah isolasi yang disiapkan.

Seperti yang dialami  sebut saja Melati (27) yang baru saja pulang sebagai TKW dari Malaysia. Wanita muda ini tulus melakukan karantina di rumah isolasi milik Pemerintah Desa (Pemdes) Sumodikaran Kecamatan Dander Bojonegoro.

Untuk itu, Melati  rela tidak dapat bersama anak tunggalnya yang masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD) dan kedua orangtuanya yang sangat dirindukan.   Melati baru dua hari datang di desa kelahirannya dari Malaysia.

Dia pulang untuk dapat bertemu dengan keluarga yang dicintai. Seijin tuan rumahnya yang telah menerimanya sebagai pembantu rumah tangga selama dua tahun, kemudian berpamitan pulang ke desa.

Akhirnya diijinkan dan dengan menggunakan pesawat terbang meluncur ke Juanda Surabaya, kemudian menumpang bis gratis ke Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.

”Saya di rumah isolasi ini sudah dua malam. Saya merasa bahagia bisa pulang, tapi gelisah karena belum bisa berkumpul dengan anak dan ibu bapak saya,” katanya dari balik jendela rumah isolasi, Sabtu (18/04/2020).

Dari parasnya yang cantik semampai dan telah bercerai dengan suami gegara ekonomi rumah tangga, dirinya rela dikarantina mentaati imbauan pemerintah. Dia pasrah kepada Allah, bahkan setiap jamnya hanya dapat melihat kegiatan tim gugus tugas desa yang berkegiatan di Balai Desa, yang berada persis di sebelah rumah isolasi yang ditempati sesuai aturan selama empat belas hari.

Selama itu, dia tidak bisa berkumpul dengan anak tunggalnya yang sudah sangat dirundukannya. Dia bekerja di Malaysia, juga demi menafkahi kedua orang tuanya dan anaknya.

Ditemui di balai desa, Kustinah tim gugus tugas mengatakan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran corona, pihaknya berinisatif menyediakan satu rumah guna menampung warga yang pulang dari beberapa daerah perantauan.

”Ini sesuai imbauan bupati dan mulai makan hngga tempat tidur dan penjagaan kami gratiskan semua,” katanya.

Selama berada di rumah isolasi itu di karantina harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Seperti tidak berinteraksi dengan keluarga kecuali ada keperluan mendesak. Namun tetap menjalankan protokol kesehatan.

“Yang ada di rumah isolasi diperbolehkan ke luar halaman hanya untuk berjemur. Meski tanpa kehadiran tim kesehatan baik dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan. Proses karantina berjalan sukses selama satu TKW hidup di rumah isolasi dan tidak mengalami gejala yang mengarah ke corona.”

Lain desa juga demikian, seperti yang diterapkan Pemdes Karangdayu Kecamatan Baureno Bojonegoro, juga mewajibkan seluruh warganya yang pulang dari perantauan untuk bertempat tinggal di rumah isolasi yang telah disediakan.

”Alhamdulillah ada satu warga kami yang pulang dari perantauan di zona merah, saat ini dalam kondisi sehat di rumah isolasi yang kami sediakan. Yang sedang kami pikirkan adalah bagaimana solusi membantu mereka secara ekonomi yang pulang karena kehilangan penghasilan,” kata Kepala Desa Karangdayu Agus Romadhon. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry