GAGAL - Foto Bawah : Beruntung sepeda sedang rusak, tak bisa dipancal. Akhirnya sepeda hanya pindah parkir di sebelah. Tampak penjahat bertopi merah gagal membawa kabur sepeda. Sementara, di TKP lain, sepeda dalam kondisi bagus, ini memudahkan maling membawa kabur. (foto/ist)

SIDOARJO | duta.co – Fenomena baru kejahatan harus menjadi perhatian kita bersama. Adalah tren kejahatan anyar yang bisa menyasar siapa saja, karena lengah menaruh barang-barang berharga.

Dalam sepekan ini, sejumlah warga di Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo melapor kehilangan. Dari jenis sepeda pancal, handphone bahkan sampai sepeda motor.

“Karenanya, kontrol keamanan menjadi penting, termasuk menguasai jam-jam rawan. Di samping itu, tentu kesadaran warga harus dibangkitkan demi keamanan dan kenyamanan bersama,” demikian saran Babinsa Desa Sidorejo, M Hasan, Senin (26/9/22).

Di Desa Sidorejo, belakangan, memang menjadi sasaran kejahatan. Pelakunya, kita duga bukan kambuhan, malainkan anyaran. Dikhawatirkan ini dampak dari teknologi HP yang terus menyedot duit kuota para pengguna. Mereka ini harus membeli paketan, kalau mau eksis. Sementara, bagi mereka yang tidak punya masukan uang, jalan pintasnya, mencuri.

Di samping itu, ada kenaikan harga BBM yang berdampak pada lemahnya daya beli masyarakat. “Maka, perlu antisipasi dari tim keamanan. Dan, setiap warga memang harus menjadi pengaman bagi diri dan lingkungannya,” demikian Bhabinkamtibmas Desa Sidorejo dari Polsek Krian, Mohammad Jakfar, suatu ketika.

Perlu Pengumuman

Tim keamanan RW-10 Perumahan Graha Permata, Desa Sidorejo, Minggu (25/9/22) malam menggelar rapat tersendiri terkait fenomena baru itu. Hasilnya, ada tren yang perlu kita waspadai, akhir-akhir ini. Terutama terkait kondisi ekonomi yang masih sulit pasca pandemi. Sementara kebutuhan kuota internet yang – telah menjadi mode anak sekarang — semakin tinggi.

“Maka, yang punya burung mahal, jangan dipamerkan. Yang punya sepeda pancal mahal, jangan taruh sembarangan. Saran saya: Warga harus teredukasi membuat keamanan diri sendiri dan lingkungan. Ini paling utama,” demikian saran Tim Keamanan RT 51, RW 10 Graha Permata.

Kedua, lanjut Tim Keamanan RW 10, pantuan keamanan harus terkoneksi, terpusat. Program CCTV (Closed Circuit Television) harus terwujud dengan baik. Bukan asal pansang. Setelah itu, keamanan RT terkoneksi dengan keamanan RW. Dengan begitu, akan mempersempit kesempatan orang jahat masuk wilayah Graha.

“Mohon juga buatkan pengumuman ‘LARANGAN MASUK’ bagi setiap orang yang tidak  berkepentingan, seperti PENGAMEN, PEMULUNG, PENGEMIS. Bukan apa? Ini sangat menyulitkan keamanan untuk mendeteksi lebih dini terhadap setiap orang yang mencurigakan,” demikian usul Satpam RW-10. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry