Dialog Danrem 061/Suryakencana, Brigjen TNI Achmad Fauzi dengan Habib Bahar bin Smith (HBS) di halaman Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co –“Ini bukan sekedar bahaya, tapi sangat berbahaya. Ada oknum TNI, jenderal lagi, tidak paham apa itu penguasaan wilayah? Tidak paham tugas pokoknya, tidak mengerti hukum,” demikian H Tjetjep Mohammad Yasien, kepada duta.co, Senin (3/1/22) menanggapi video viral berisi dialog Danrem 061/Suryakencana, Brigjen TNI Achmad Fauzi dengan Habib Bahar bin Smith (HBS) di halaman Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat.

Menurut Gus Yasien, panggilan akrabnya, apa yang dilakukan Danrem 061 itu sudah offside dan sangat berbahaya bagi institusi TNI. “Saya menangkap kesan, kok ada jenderal TNI tidak paham dengan fungsi TNI. Tidak paham makna penguasaan teritorial. Tidak paham hukum. Saya benar-benar heran,” tambah pengacara senior yang juga alumni PP Tebuireng, Jombang ini.

“Demi TNI, saya akan melakukan tindakan hukum kepada oknum TNI ini. Arogansi ini tidak boleh dibiarkan. Semua paham, ceramah Habib Bahar itu terkait ujaran Jenderal Dudung yang rasis dan menista agama. Bukan menyerang institusi TNI. Kalau tidak ada omongan Dudung, masak ada orang marah seperti Habib Bahar,” tegasnya.

Merasa Terwakili

Masih menurut Gus Yasien, kalau ada pihak yang tidak terima dengan ceramah HBS, maka, bisa menempuh jalur hukum. Toh, HBS sekarang dalam pemeriksaan polisi. “Saya justru melihat gaya oknum TNI seperti ini, membuat HBS semakin tegar. Sikap marah HBS terkait ujaran Jenderal Dudung Abdurachman bahwa Tuhan disamakan dengan manusia (orang Arab), sudah tepat. Ini mewakili suara umat Islam. Saya juga merasa terwakili,” urainya.

Lelaki asal Kediri ini, juga akan menyoal omongan Jenderal Dudung. “Legal standing jelas, saya tidak boleh diam ketika ada yang menyamakan Tuhan dengan manusia atau orang Arab. Dan terbukti saat ini timbul kegaduhan lanjutan. Belum lagi saya mendapat 2 (dua) video isinya, oknum TNI AD sok jagoan dan sok benar mengancam warga sipil dalam hal ini HBS. Kondisi demikian tidak boleh kita biarkan. Jangan sampai TNI menjadi alat segelintir oknum,” tambahnya.

Pun jawaban Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi ketika ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat. Alasannya sebagai pengausa teritorial. “Ini aneh. Kok tidak paham makna penguasaan wilayah. Terus, ada apa dengan wilayah Bogor, Jawa Barat? Apa sedang genting karena serangan musuh? Apa sedang ada upaya disintegrasi, lepas dari NKRI? Benar-benar aneh,” pungkasnya.

Sementara, kuasa hukum Habib Bahar bin Smith, Ichwan Tuankotta merespons kedatangan Danrem 061/Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat, sebagai abuse of power.

Ichwan menilai tindakan Brigjen Achmad itu penyalagunaan kekuasaan. “Ya, kami menganggap itu penyalagunaan kekuasaan. Seharusnya dia (Brigjen Achmad, red) paham pengakan hukum, karena bukan tupoksinya beliau,” kata Ichwan kepada JPNN.com, Minggu (2/1).

Ichwan juga menyoroti soal pengancaman yang dilakukan Brigjen Achmad terhadap Habib Bahar. Menurut Ichwan, apa yang dilakukan Brigjen Achmad sudah di luar kewenangannya. Sebab, kata dia, TNI hanya mengurusi perang. “Dia (Brigjen Achmad, red) mengancam menjemput Habib Bahar apabila tidak hadir memenuhi panggilan pemeriksaan. Itu bukan tugasnya beliau. TNI, itu (urusan) teritorial. Kan, urusannya perang,” kata Ichwan.

Dan, Kepala Penerangan Komando Resor Militer (Kapenrem) 061/Suryakencana Mayor Inf Ermansyah menjelaskan detail video viral yang memperlihatkan Komandan Korem (Danrem) 061 Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi tengah berdebat dengan Habib Bahar bin Smith.

Ermansyah menegaskan, kedatangan Achmad itu hanya untuk meminta Habib Bahar tidak provokatif saat berceramah. Menurut Ermansyah, maksud kedatangan Achmad itu untuk menyampaikan kritik terkait isi ceramah Habib Bahar yang menyinggung institusi TNI. Achmad berpesan kepada Habib Bahar untuk tidak menyinggung hal-hal provokatif sampai menghina KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

“Pertama, kedatangan Danrem itu, menyampaikan pesan kepada Habib Bahar perihal isi ceramahnya yang viral karena menyinggung institusi kami,” kata Ermansyah kepada wartawan, Sabtu (1/1/2022).

Abuse of Power

“Nah, Danrem menyampaikan, kalau ke depan (Habib Bahar) dalam ceramah, jangan lah ada unsur provokatif, menyinggung institusi kami. Apalagi menjelekan dan menghina pimpinan kami Jenderal TNI Dudung Abdurahman, ini akan meresahkan masyarakat Itu yang disampaikan,” sambungnya.

Selain itu, Ermansyah juga menyebut kalau kehadiran Achmad itu untuk mengajak masyarakat menjaga ketertiban dan keamanan. Achmad juga menyayangkan, Habib Bahar malah menyinggung urusan TNI ketimbang memberikan ketenangan serta kedamaian dalam materi ceramahnya

“Kemarin Danrem juga datang dengan anggota Koramil setempat. Kehadiran itu bertujuan untuk mengajak dan saling menjaga ketertiban dan keamanan bersama-sama tidak ada untuk menakut nakuti masyarakat seperti yang viral di medsos. Bagaimana pun juga ketertiban dan kondusifitas wilayah adalah tanggung jawab kami,” ujarnya.

Kuasa hukum Habib Bahar, yang lain, Aziz Yanuar, juga menyoroti kedatangan Danrem Brigjen TNI Achmad Fauzi ke Pondok Pesantren Tajul Alawiyin, Bogor, Jawa Barat. Menurutnya ini seperti menunjukkan kekuasaan kepada kliennya. Tindakan mendatangi Habib Bahar ke pesantrennya bisa kita duga membuat takut warga sekitar pondok, itu merupakan bentuk abuse of power,” ujar Aziz.

Sekedar tahu, sebelumnya, HBS juga mendapat teror berupa kiriman 3 kepala anjing. Terhadap teror-teror itu, HBS tidak pernah takut. Bahkan, ia sudah menghidutung risiko terburuknya, mati. “Kondisi begini tidak boleh kita biarkan, seluruh pemimpin, dari Presiden, Wakil Presiden sampai bawah, kelak akan Allah swt tanya atas kepemimpinannya,” demikian akhir perbincangan dengan Gus Yasien.  (mky,suara.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry