Anggota DPRD Lamongan Anshori, saat turun ke lokasi tanggul sungai yang jebol.

LAMONGAN | duta.co – Tanggul sungai banyak yang jebol, anggota DPRD Lamongan langsung sigap turun ke lokasi jebolnya tanggul sungai yang berada di Desa Pomahanjanggan Kecamatan Turi, Rabu (26/10).

“Kita langsung melakukan pengecekan ke lokasi tanggul sungai yang jebol tersebut  bersama Sekcam Turi, Polsek Turi, Koramil 0812/03 Turi, Kepala Desa Bambang, Pomahanjangan, dan Kepala Desa Kepudibener,” ucap Anshori politisi asal Gerindra dapil V yang datang langsung ke lokasi.

Sebelum ke lokasi, kata Anshori, pihaknya terlebih dahulu menyusuri sepanjang sungai. Di situ ia melihat banyak lokasi yang sangat berpotensi jebol, baik itu bekas tanggul yang pernah jebol maupun kondisi tanggul yang kurang kuat.

“Kalau intensitas hujan sangat tinggi, kami khawatir tanggul kali ini jebolnya nanti lebih parah lagi. Jika sampai jebol lebih parah, petani Desa Kepudibener dan Pomahanjangan akan terancam gagal panen,” tuturnya.

Padahal, menurut dia, ini adalah satu-satunya harapan petani untuk menikmati hasil panen, setelah kemarin 6 bulan kebanjiran dan banyak mengalami kerugian akibat gagal panen ikan.

Ia juga menjumpai ada 3 titik lokasi yang jebol, bersama dengan masyarakat Kepudibener dan Desa Pomahanjangan langsung kerja gotong-royong memperbaiki tanggul.

Dari hasil pengecekan ke lokasi serta dialog dengan petani dan berbagai pihak yang ikut melihat kondisi tanggul yang jebol, Anshori mengatakan, ada beberapa permintaan kepada Pemda Lamongan, pertama, mereka meminta nanti setelah panen ada perbaikan tanggul dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air PU SDA).

“Tadi saya langsung telpon pihak dinas dan menyatakan siap untuk memperbaiki tanggul tersebut, dan itu disaksikan kepala desa Pomahanjangan dan para petani. Nantinya dengan harapan setelah panen segera terealisasi, biar para petani tenang dalam bekerja, tidak khawatir tanggul jebol,” ucapnya.

Kedua, imbuh Anshori, para kepala desa dan petani meminta logistik untuk penanganan banjir, agar ditaruh di kecamatan, biar distribusinya lebih cepat dan memudahkan pengambilan apabila sewaktu-waktu ada kondisi darurat seperti tanggul jebol, mereka bisa segera mengambil di kantor kecamatan.

“Atas kejadian ini kami sangat menyesalkan bantuan logistik dari BPBD seperti terpal, sak, bambu dan anyaman bambu sangat lambat, jam 11:00 lebih baru sampai lokasi, padahal saya udah telp ke BPBD jauh sebelumnya, kan kasihan masyarakat yang sudah kerja bakti mulai pagi menanti bantuan logistik untuk perbaikan tanggul tersebut,” terang Anshori.

Ia berharap ke depan kondisi darurat seperti ini butuh penanganan cepat, justru terbentur birokrasi dan kegiatan formalitas seperti serah terima bantuan, kalau umpama tadi jebol itu tidak bisa ditangani, siapa yang akan bertanggung jawab.

Ketiga, tambah Anshori, mereka para petani meminta pemerintah daerah lebih memperhatikan nasib petani di Bengawan Jero, baik terkait penangan banjir maupun terkait pupuk subsidi dan bantuan benih/bibit, mereka sudah banyak mengalami kerugian akibat gagal panen ikan akibat kebanjiran 6 bulan kemarin.

“Keempat, para petani juga menyampaikan permintaannya, agar Pemerintah Daerah Lamongan menyampaikan ke pemilik SPBU, agar SPBU mempermudah para petani untuk membeli solar, karena para petani ini butuh banyak solar untuk pompa air dari sawahnya yang terendam air akibat hujan atau akibat tanggul kali yang jebol,” tandasnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Lamongan itu menambahkan, tentunya hal demikian semua masukan, itu akan kami sampaikan ke dinas-dinas terkait dan akan kami perjuangkan aspirasi mereka.

“Seharusnya pemerintah daerah lebih dini antisipasi bencana banjir, ketika curah hujan tinggi udah terjadi sejak awal bulan, apalagi Lamongan termasuk daerah yang rawan bencana banjir. Antisipasi lebih dini berfungsi untuk meminimalisir kerugian masyarakat, contohnya akibat tanggul jebol otomatis hasil pertanian mereka tidak maksimal dan biaya untuk pompa air dari lahan juga tidak sediki,” tegas Anshori.

Ia meminta pemerintah daerah Lamongan memberi perhatian khusus pada Bengawan Jero, menurutnya karena daerah ini menjadi muara dari aliran air dari berbagai sungai yang ada di Lamongan, dan hampir tiap tahun terjadi bencana banjir.

Walaupun demikian, kata Anshori, tiap tahun terjadi bencana banjir, pemerintah daerah punya tanggungjawab dan kewajiban untuk menyelesaikan persoalan banjir di Bengawan Jero. Ke depan, imbuh dia, kebijakan pemda lebih berpihak terhadap daerah Bengawan Jero yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan petambak.

“Fraksi Gerindra Lamongan tentu akan mendukung sepenuhnya semua langkah kebijakan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan banjir di Lamongan,” tutup Anshori. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry