Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. KompasTV

SURABAYA | duta.co – Tidak sabar! Itu kesan yang ditunjukkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko atas tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang, menyebut ada lima orang pelaku gerakan ‘kudeta’ kepemimpinan di Partai Demokrat. Apalagi AHY menyebut ada non kader partai, pejabat tinggi pemerintahan. Kini sedang dimintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Jokowi.

Tudingan AHY itu disampaikan di kantor DPP Partai Demokrat, Senin, 1 Februari 2021. Hanya dalam hitungan jam, jawaban Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sudah viral di media sosial. “Teman-teman sekalian, sebenarnya saya masih diam-diam saja sih, nunggu besok atau bagaimana gitu, karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini,” demikian Moeldoko mengawali jawabannya.

“Poinnya yang pertama, jangan dikit-dikit istana. Dalam hal ini, saya mengingatkan, sekali lagi, jangan dikit-dikit istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi, dalam hal ini,” tegas Moeldoko dengan nada keras.

Jawaban viral Moeldoko ini, tidak hanya dalam bentuk video yang dirilis KompasTV, tetapi sekaligus transkripnya beredar luas. Mengapa tidak boleh menganggu Presiden Jokowi? “Karena beliau, dalam hal ini, beliau tidak tahu sama sekali dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP,” tegasnya.

Moeldoko  lalu meruntut jalan ceritanya. “Jadi ceritanya begini teman-teman sekalian, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka, saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun, apalagai di rumah ini, mau datang, terbuka 24 jam. Siapa pun. Secara bergelombang mereka datang, berbondong-bondong, ya saya terima,” jelasnya.

“Konteksnya apa? Saya juga nggak ngerti, tapi dari obrolan itu biasanya saya awali dengan pertanian, karena memang saya suka pertanian. berikutnya dia curhat terkait situasi yang dihadapi ya gue dengerin aja gitu,” urainya.

Berikutnya, lanjut Moeldoko, ya, udah dengerin aja, saya sih sebenernya prihatin gitu ya denagn situasi itu. Karena saya juga bagian dari yang mencintai Demokrat. Begitu.”Terus muncullah isu tetek-bengek dan seterusnya, mungkin dasarnya foto-foto, orang ada dari Indonesia timur, dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gua, sama saya, ya saya terima aja. Saya menunjukkan bahwa saya seorang jenderal yang tidak memiliki batas dengan siapapun. Itu,” tegasnya.

Kalau kemudian dicurigai yang tidak-tidak, Moeldoko angkat tangan. “Ya kalo itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya.., silakan saja. Saya nggak keberatan. Berikutnya teman-teman sekalian, saran saya ya menjadi seorang pemimpin adalah seorang pemimpin yang kuat jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing dan seterusnya, ya kalo anak buahnya gak boleh pergi ke mana-mana, diborgol aja kali ya. Berikutnya kalo ada istilah kudeta ya.. itu kudeta dari dalam, masak kudeta dari luar.  Gitu aja kira-kria penjelasan dari saya temen-temen sekalian. Kalo nanti mau tanya lebih lanjut ya besok lah,” jelasnya.

Seperti ramai diberitakan, AHY menyebut ada lima orang pelaku gerakan ‘kudeta’ kepemimpinan di Partai Demokrat. Gerakan itu pun dinilai berlangsung secara sistematis. Mereka adalah gabungan dari pelaku gerakan, ada lima orang.

“Terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu,” kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (1/2/21).

AHY pun menyebut ada seorang yang non kader partai. Ia merupakan pejabat tinggi pemerintahan. “Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo,” katanya.

Untuk itu, AHY tak segan-segan klarifikasi kepada Presiden Jokowi. Inilah kemudian memunculkan banyak spekulasi di lapangan. Ada yang menyebut perang bintang, ada yang mengingatkan gaya politik orde baru. Di mana Partai Demokrat (PD) bakal dikerjai, sehingga menjadi kerdil dalam Pemilu 2024 nanti.  Waallahu’alam. (mky,viva.co.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry