Dubes Arab untuk Indonesia Osamah Muhammad Al-Suaib. (FT/jurnalindonesia)

“Kaget! Begitu sampai di rumah Selasa (4/12), usai liputan reuni alumni 212 di Monas, Jakarta Minggu 2/12/2018, ada berita pengusiran Dubes Arab untuk Indonesia Osamah Muhammad Al-Suaib. Padahal, selama ini, saya mencatatnya sebagai orang yang sabar.”

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Tetapi, hari ini, Anda harus lebih bersabar. Saya yakin Anda menyesal memosting kata almunharifah seperti disampaikan Kiai Said (Ketua Umum PBNU) dengan terjemahnya ‘organisasi yang sesat atau menyimpang’. Saya tidak cek, benar atau tidak postingan kata (almunharifah) berikut terjemahannya itu. Karena saya gak paham bahasa Arab.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Saya yakin Anda mendengar bagaimana budaya Anda sering direndahkan, dilecehkan. Padahal, kita paham, bangga dengan budaya sendiri boleh, sah-sah saja, tetapi kalau sudah merendahkan dan melecehkan budaya orang lain, jelas bukan ajaran agama. Saya ingat ceramah Almaghfurlah KH Achmad Saerozi (Lamongan), jangankan merasa lebih baik, menganggap ada orang lebih jelek dari kita, dijamin tidak bisa masuk surga.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Meski ada istilah Islam Nusantara, Islam Indonesia bukan Islam Arab, Anda saya catat tidak pernah risau. Percayalah Pak Dubes, umat Islam Indonesia tidak bisa melepaskan Arab, karena bahasa Alquran juga bahasa Arab. Ketika kami berhaji, berumroh, daerah yang dituju juga Arab, sholat kami juga menghadap kiblat, ka’bah yang ada di Arab, bukan miniatur ka’bah di Lamongan.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Ketika ada orang Indonesia menyebut Orang Persia/Iran itu pintar-pintar, lalu mengatakan ahli hadits tidak ada orang Arab, karena Bukhari, Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Dawud, Daruqutni, Dailimy, semuanya orang Persia/Iran, ternyata Pak Dubes juga tidak pernah tersinggung. Padahal banyak yang tahu, Imam Bukhari adalah orang Bukhara Uzbekistan bukan Iran Persia. Imam Turmudzi adalah orang Turmudz sekarang wilayah Uzbekistan bukan Iran Persia. Imam Daruquthni adalah orang Dar Al Quthn Baghdad Irak bukan Iran Persia. Ad Dailami adalah wilayah di daerah Yaman Utara bukan Iran Persia.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Ketika ada orang sibuk mengolok-olok orang berjenggot, Islam abal-abal, Islam penjajah, Anda saya catat tidak pernah marah. Saya yakin, Anda paham apa maksudnya. Tetapi, mencibir orang-orang berjenggot jelas bukan ajaran Islam, bukan ajaran kanjeng Nabi. Karena mereka yang memelihara jenggot, pasti memiliki tujuan mulia.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Jika membaca rekaman di atas, rasanya tidak mungkin Anda menuliskan kata (almunharifah) yang kemudian diartikan sebagai jamaah sesat, melecehkan NU. Saya yakin, kalau toh itu benar, goresan kata Anda adalah skenario Gusti Allah. Dzat yang Maha Agung sedang menunjukkan kepada kita, sesungguhnya orang-orang yang sombong, adalah orang yang merasa lebih hebat, lebih terhormat, lebih beradab, lebih mulia dari orang lain.

Pak Dubes, Anda tergolong orang yang sabar. Tapi tidak ada salahnya Anda minta maaf. Kita perbanyak istighfar, semoga Allah swt mengampuni dosa kita. Dan hari ini, Anda, Pak Dubes dituntut lebih bersabar lagi. end

*Muhtazuddin, Kemirigalih, Selasa 4 Desember 2018.