diungkapkan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto. DUTA/ist

SURABAYA l duta.co – PT Pelindo III mengapresiasi langkah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang melakukan link and match untuk mendekatkan kampus dengan industri.

Hal itu diungkapkan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto saat menjadi pembicara dalam webinar seri 4 yang digelar Fakultas Kesehatan Unusa, Rabu (23/9/2020) dengan tema Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia melalui Link and Match Pendidikan Vokasi.

Edi Priyanto menegaskan, Unusa sudah membawa kampus dekat dengan industri, tidak hanya membawa mahasiswa ke tempat industri beroperasi tapi juga membawa industri masuk ke kampus.

“Ini sebuah langkah yang  bagus. Program Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim, red) bisa berjalan dengan baik jika semua melakukan seperti yang dilakukan Unusa. Kita sudah sering bermitra dengan Unusa,” ujar Edi.

Mantan Humas Pelindo III ini menjelaskan untuk mewujudkan link and match itu, kampus harus mendorong kegiatan mahasiswa. Organisasi mahasiswa penting untuk menciptakan soft skill.

Karena pendidikan vokasi itu tidak hanya butuh hard skill tapi juga soft skill. “Soft skill itu tidak harus terus menerus di dalam kelas, tapi harus keluar, harus magang ke industri. Karena vokasi itu harus banyak praktiknya,” tambahnya.

Kampus juga harus memperkenalkan industri kepada mahasiswa seluar-luasnya. Kerjasama dengan dunia industri harus dilakukan. Terutama ke industri yang di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena di perusahaan BUMN ada program magang bersertifikat.

“Di mana mahasiswa yang magang itu nantinya akan mendapatkan sertifikat dan itu bermanfaat ketika mereka lulus dan mau melamar pekerjaan. Minimal harus enam bulan magangnya tidak boleh kurang,” tandas Edi.

Nantinya, perusahaan BUMN akan mengupload data, bidang apa saja yang dibutuhkan. Para mahasiswa yang hendak magang bisa mengajukan diri secara online. Nantinya pihak perusahaan yang akan memilih. Ini kata Edi memang harus dipilih karena para mahasiswa magang ini akan mendapatkan insentif setiap bulannya. Mulai dari uang magang, uang untuk tempat tinggal (kos), untuk transportasi bahkan hingga uang makan.

“Nantinya mereka akan dicek kesehatan, psikotes dan sebagainya. Setelah program magang, di akhir juga akan dites untuk mendapatkan sertifikatnya,” jelasnya.

Direktur Jenderal Vokasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Wikan Sakarinto yang juga hadir sebagai pembicara menilai lulusan vokasi  memang harus berkompeten. Kemampuan hard skill dan soft skill harus seimbang, di samping harus jujur dan berintegritas.

Wikan menjelaskan jika industri dengan universitas mulai bisa melakukan komunikasi yang baik dengan kebutuhan yang diperlukan dalam industri. “Selain menyusun kurikulum, industri bisa membantu universitas dengan program Corporate Social Responsibility (CSR),” ungkapnya.

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengaku Unusa sangat mendukung terbentunya link and match antara kampus dan industri. Sehingga nantinya mahasiswa Unusa bisa memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang handal agar bisa diserap industri.

“Saya mengapresiasi acara yang digelar FKes yang tidak hanya membahas masalah bidang kesehatan tapi juga membahas masalah link and match kampus dengan industri,” ungkapnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry