Salah Satu Pembudidaya Ikan Lele Pemula,  di JL. Imam Bonjol - Kel. Dalpenang - Sampang (fathor/duta.co)

SAMPANG | duta.co – Saat ini Ikan lele menjadi komoditas unggulan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Sampang. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya para petani budidaya Ikan Lele dan tingginya kebutuhan Lele di Kabupaten Sampang.

Kepala dinas perikanan Kabupaten Sampang, Ir. Wahyu Prihartono, M.M saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu menjelaskan, dari segi gender, pembudidaya lele umumnya berjenis kelamin laki-laki dengan status lahan milik sendiri. Adapun dari segmentasi usaha, mayoritas pembenih lele tersebar di  14 kecamatan di wilayah Kabupaten Sampang.

Harga ikan lele relatif stabil dan cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya, sehingga tingkat kerugian tergolong kecil dibandingkan keuntungannya.

Sebagai informasi, diketahui bersama bahwa ikan lele dapat diolah berbagai macam olahan, dan banyak disukai karena kaya bermacam nutrisi, yaitu protein, lemak, kalori, natrium, vitamin b12, selenium dan fosfor.

Sementara data Dinas Perikanan Kabupaten Sampang, kebutuhan ikan lele di wilayah Kabupaten Sampang, sedikitnya 1,5 juta ton pertahun. Sementara ketersediaan ikan lele masih sekitar 1juta ton.

Artinya, sangat berpotensi besar peluang bisnis usaha ikan lele di wilayah Kabupaten Sampang, jelas Wahyu.

Sementara ketua Himpunan Pembudidaya Lele Sampang (HPLS), Rofi’i mengaku bangga dengan meningkatnya para petani pembudi daya ikan lele di kabupaten Sampang, yang berbanding lurus dengan permintaan pasar yang meningkat.

Namun, Rofi’i berharap ada peran aktif dari dinas perikanan pemerintah kabupaten Sampang dan para penyuluh perikanan, agar juga berkontribusi dalam perkembangan petani atau pembudi daya ikan lele.

Dimana, ada permasalahan yang perlu dipecahkan bersama. Yaitu sulit dan mahalnya pakan ikan lele, serta pembibitan yang belum di ketahui banyak pembudidaya ikan lele.

Dan perlu diketahui, data keanggotaan di HPLS, tercatat ada 35 Petani pembudi daya ikan lele yang tersebar di 14 kecamatan se-kabupaten Sampang. Bahkan, Rofi’i meyakini masih banyak pembudi daya ikan lele yang belum tergabung di HPLS, karena berbagai faktor.

Untuk itu, penting peran aktif penyuluh perikanan bersama dinas perikanan untuk segera mendata dan membina, agar kebutuhan Lele di Kabupaten Sampang bisa terpenuhi.  Baik cara pembibitan_nya, perawatan pembesaran hingga pemasaran yang lebih cepat dan menjanjikan kesejahteraannya, pungkas Rofi’i.(tur)